IMAM Abu Hanifah mengisahkan bahwa ia telah melazimi majelis guru beliau Hammad bin Sulaiman selama 10 tahun. Kemudian muncul dalam hatinya untuk memisahkan diri dengan sang guru dan duduk di majelisnya sendiri.
Suatu malam Imam Abu Hanifah keluar dan bertemu dengan Hammad bin Sulaiman, saat itu batinnya menolak untuk beruzlah dari sang guru. Di saat yang sama datanglah kabar duka dari kerabat sang guru di Bashrah, dimana tidak ada ahli waris kecuali dirinya. Akhirnya sang guru memerintahkan Abu Hanifah untuk menggantikan posisnya.
Selama 2 bulan sang guru tidak muncul, hingga datanglah pertanyaan pertanyaan kepada Abu Hanifah yang ia belum pernah mendengar jawabannya dari sang guru. Akhirnya Abi Hanifah pun menjawab pertanyaan itu sedangkan ia sendiri mencatatnya.
Ketika sang guru datang, disampaikanlah pertanyaan-pertanyaan itu yang mana jumlahnya 60 persoalan. Dari jawaban yang diberikan Abu Hanifah, ternyata 40 jawaban sama dengan jawaban sang guru sedangkan 20 jawaban berbeda.
“Akhirnya aku berjanji kepada diriku sendiri untuk tidak memisahkan diri darinya hingga ia wafat. Dan setelah wafat, aku selalu mendoakannya di setiap shalat”. (Tarikh Baghdad, 13/334)