Hidayatullah.com | “Bacalah!” Demikian seruan Allah Ta’ala kepada Rasulullah ﷺ lewat Malaikat Jibril, mengawali turunnya al-Qur’an di Gua Hiro. Seruan itu tentu bukan sekadar untuk Rasulullah ﷺ , namun juga untuk kita semua, seluruh kaum Muslim.
Apa yang harus kita baca?
Bila merujuk dari lima ayat yang menyertai turunnya perintah membaca tersebut, maka hal pertama yang harus kita baca adalah penciptaan manusia, dan juga seluruh alam semesta. Yakinkah kita bahwa manusia dan alam semesta ini ada yang menciptakan? Atau, kita berpendapat, semua itu ada dengan sendirinya? Atau, jangan-jangan kita berpandangan bahwa alam semesta ini telah menciptakan dirinya sendiri sehingga ada?
Jika kita belum benar-benar merasa yakin bahwa alam semesta beserta seluruh isinya ini ada yang menciptakan, maka bacalah kembali! Bacalah lagi dan teruslah membaca! Semakin banyak kita membaca, maka seharusnya akan menjadi yakin kita bahwa alam semesta ini dengan segala kerumitannya ada yang menciptakan. Tak mungkin ada dengan sendirinya, apalagi ia menciptakan dirinya sendiri.
Jika tetap tak yakin juga maka itu berarti kalbu kita sedang tertutup. Hanya Allah Ta’ala yang kuasa membukanya. Kita tak bisa! Namun jika kita telah yakin bahwa ada Dzat Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya ini, maka lanjutkan membaca!
Bacalah tentang Dzat Yang Maha Pencipta itu. Siapakah Dia? Bacalah terus, maka kita akan sampai pada jawaban bahwa Dia yang berhak untuk diibadahi adalah Allah Azza wa Jalla. Hanya Dia dan tak ada yang lain.
Setelah kita paham semua ini maka bersaksilah bahwa tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Lanjutkan membaca! Jangan berhenti!
Apa lagi yang harus kita baca?
Bacalah segala apa yang kita tidak ketahui. Jangan khawatir kita tak memperoleh pengetahuan. Sebab, Allah Yang Maha Mulia akan mengajarkan kepada kita apa yang tidak kita ketahui. Bukankah dulu, tulis Syekh As Sadi dalam Taisiri Al Karimir Rahman, manusia dikeluarkan dari perut ibunya dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa? Lalu Allah Ta’ala menjadikan baginya penglihatan dan pendengaran serta hati sebagai jalan mendapatkan ilmu.
Ada sangat banyak ilmu yang bisa kita pelajari, baik berupa ayat-ayat Allah Ta’ala yang tersurat (qauliyah), yaitu al-Qur’an, maupun ayat-ayat yang tersirat, yakni alam semesta (kauniyah). Namun, dari semua ilmu tersebut, hanya ilmu yang bisa membuat iman kita semakin kokohlah yang kita butuhkan.
Iman yang kian kokoh akan membuat kita bersemangat untuk meraih surga sebagai tempat kembali kita, sekaligus rasa yang amat takut akan ancaman neraka bila kita tergelincir ke jalan yang bengkok. Wallahu a’lam.*