Ada seorang pemuda akhli maksiat mendatangi Ibrahim bin Adham dan meminta nashet agar bisa berhenti dari perbuatanya, ulama itu memberinya 5 syarat, inilah kutipan khutbah Jumat kali ini
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Hidayatullah.com | DAMPAK buruk perbuatan maksiat dan dosa yang pertama adalah timbulnya berbagai kerusakan di atas muka bumi.Inilah teks lengkap khutbah Jumat kali ini;
Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Ada seorang pemuda yang mendatangi Ibrahim bin Adham. Pemuda ini, menurut pengakuannya, sudah terlampau banyak berbuat dosa dan maksiat.
Ia bermaksud meminta nasihat agar bisa berhenti melakukan perbuatan yang tidak baik. Ibrahim bin Adham berkata: “Aku akan mengajarimu lima hal. Jika Iima hal ini kau kuasai, maka kamu tidak akan memperoleh musibah dan akan merasakan semua kenikmatan.”
“Pertama, jika kau ingin bermaksiat kepada Allah, maka jangan kau makan rezeki-Nya.” “Bagaimana mungkin aku dapat melakukan hal itu?” jawab sang pemuda. Ibrahim menimpali, “Pantaskah engkau memakan rezeki-Nya kemudian bermaksiat kepada-Nya?”
“Kedua, jika engkau ingin bermaksiat kepada-Nya, maka jangan tinggal di bumi-Nya.” “Wah, ini jauh lebih berat dari yang pertama. Bukankah semua tempat dari barat hingga ke timur adalah milik-Nya, lalu di mana aku harus tinggal?” ujar pemuda itu.
“Ketiga, jika kau hendak bermaksiat kepada-Nya, maka lakukanlah di tempat yang tidak terlihat oleh Allah.” Si pemuda ini berkata, “Bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi, sedangkan Dia Maha Mengetahui segala yang tersembunyi di dalam hati.”
Kata Ibrahim, “Kalau begitu, pantaskah engkau memakan rezeki-Nya, tinggal di bumi-Nya, kemudian bermaksiat di hadapan-Nya yang selalu memandang dan melihatmu melakukan maksiat tersebut?”
“Keempat, jika malaikat maut datang hendak mencabut nyawamu, maka mohonlah agar dia mau menundanya sesaat, agar kau dapat bertobat dan beramal saleh.” “Tentunya ia tidak akan pernah mengabulkan permintaanku itu,” jawab sang pemuda. “Jika kau tidak mampu menolak atau menunda kematian, bagaimana engkau berharap selamat?” ujar Ibrahim.
“Kelima, ketika malaikat penjaga neraka hendak menyeretmu ke dalam neraka, berontak dan jangan mau ikut bersamanya.” “Dia tidak akan melepaskanku,” jawab pemuda itu. “Lalu bagaimana engkau dapat berharap selamat dari neraka?” ujar Ibrahim. Pada akhirnya pemuda itu memohon ampun dan bertobat kepada Allah Swt.
Menarik kiranya jika kita bisa menangkap pelajaran dan mengambil hikmah dari kisah di atas. Kisah ini menggiring diri kita untuk selalu ingat dan sadar bahwa setiap perbuatan dosa serta maksiat, akan ada konsekuensinya.
Dosa dan maksiat yang kita lakukan, baik kepada Allah atau sesama, akan membawa dampak-dampak yang tidak diharapkan. Tapi tetap saja masih banyak di antara manusia yang belum sadar sehingga terus asyik dengan aneka kemunkaran yang dikerjakannya.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Dampak buruk perbuatan maksiat dan dosa yang pertama adalah timbulnya berbagai kerusakan di atas muka bumi. Kerusakan itu meliputi kerusakan di air, udara, tumbuhan-tumbuhan, dan sebagainya.
Akibat dari ulah para pelaku maksiat kita akan merasakan dampaknya meski kita tidak ikut melakukan. Hal ini sudah dijelaskan oleh Allah Swt:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum : 41)
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasul SAW bersabda : “Wahai golongan Muhajirin, lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya.” Salah satu yang beliau ﷺ sebutkan adalah:
لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا
“Tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha’un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka.” (HR. Ibnu Majah)
Kedua, dampak perbuatan dosa dan maksiat adalah menyebabkan turunnya murka dan azab Allah. Tidakkah kita mau merenung bahwa terjadinya beragam musibah yang menimpa umat manusia seperti gempa bumi, musim paceklik yang berkepanjangan, banjir bandang, tanan longsor, peperangan yang sengit, dan penyakit menular, adalah secuil dari murka Allah?
Kita takut jika kemaksiatan terus terjadi, bahkan dibiarkan atau didukung dengan beragam dalih serta alasan, termasuk membawa-bawa Hak Asasi Manusia (HAM), murka Allah semakin besar menimpa ke dalam kehidupan kita. Allah Swt berfirman:
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura : 30).
Rasul ﷺ bersabda :
لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا يُعْزَفُ عَلَى رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ وَالْمُغَنِّيَاتِ يَخْسِفُ اللَّهُ بِهِمْ الْأَرْضَ وَيَجْعَلُ مِنْهُمْ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ
“Sungguh akan ada beberapa orang dari kalangan umatku yang meminum khomer; mereka menamainya dengan nama lain. Dimainkan di atas kepala-kepala mereka alat-alat musik. Kelak mereka akan dilongsorkan ke dalam tanah dan diubah beberapa orang diantara mereka menjadi kera dan babi.” (HR. Ibnu Majah)
Dampak ketiga dari tindak-tanduk maksiat yang kita lakukan adalah ia akan menjadi sebab kehinaan di dunia dan akhirat, jika kita tidak segera menyadari serta bertobat. Kehinaan akan turun sebab kita memutuskan hubungan yang seharusnya kita jalin dengan baik kepada Allah Swt. Kita juga menyelisihi perintah Rasul ﷺ.
Allah Swt telah menegaskan tentang hal ini sebagai berikut :
وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ وَّلِيٍّ مِّنْۢ بَعْدِهٖ ۗوَتَرَى الظّٰلِمِيْنَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَ يَقُوْلُوْنَ هَلْ اِلٰى مَرَدٍّ مِّنْ سَبِيْلٍۚ، وَتَرٰىهُمْ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا خٰشِعِيْنَ مِنَ الذُّلِّ يَنْظُرُوْنَ مِنْ طَرْفٍ خَفِيٍّۗ وَقَالَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ الْخٰسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَاَهْلِيْهِمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اَلَآ اِنَّ الظّٰلِمِيْنَ فِيْ عَذَابٍ مُّقِيْمٍ
“Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat azab berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)? Kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ingatlah, sesungguhnya orang-orang dzalim itu berada dalam azab yang kekal.” (QS. Asy-Syura : 44-45)
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Keempat, pengaruh buruk dari dosa ialah menjadikan kita terhalang untuk mendapatkan rezeki yang berkah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa rezeki bersumber dari Allah yang Maha Memberi Rezeki. Bagaimana bisa rezeki yang kita terima dari Allah Swt akan berkah jika sering melanggar perintah dan melakukan larangan-Nya.
Jika iman, ketaatan, dan istighfar adalah penyebab keberkahan rezeki, maka maksiat, dosa, dan pelanggaran syariat adalah penghapus berkah dalam rezeki serta waktu-waktu dalam kehidupan kita yang singkat ini. Disebutkan dalam sebuah atsar :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ
“Sesungguhnya seorang hamba benar-benar terhalangi dari rezeki disebabkan dosa yang ia lakukan.”
Ibnu Abbas berkata :
إِنَّ لِلسَّيِّئَةِ سَوَادًا فِي الْوَجْهِ، وَظُلْمَةً فِي الْقَبْرِ، وَوَهْنًا فِي الْبَدَنِ، وَنَقْصًا فِي الرِّزْقِ، وَبُغْضًا فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ
“Sesungguhnya keburukan akan menjadi sebab kesuraman di wajah, kegelapan di alam kubur, keletihan di tubuh, mengurangi rezeki, dan membuat makhluk muak kepada pelakunya.” (HR. Ibnu Abi Dunya)
Demikianlah khutbah Jumat pada hari ini. Sekali lagi, tidak ada cela dan alasan apa pun untuk melakukan maksiat dan perbuatan buruk lainnya. Mari kita segera bertobat dan banyak memohon ampun kepada Allah Swt atas semua perbuatan dosa yang pernah kita lakukan, agar kelak kita dipanggil oleh Allah Swt dalam keadaan bersih dari noda-noda kemaksiatan.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com