Sikap mendustakan agama adalah tidak semata-mata masa bodoh dengan tidak menyayangi anak-anak yatim, tapi juga tega memakan hartanya serta bersikap sewenang-wenang, inilah ringkasan khutbah Jumat kali ini
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Hidayatullah.com | SALAH satu tradisi dan amalan baik yang dilakukan sejak dulu sampai sekarang oleh umat Islam, khususnya di bulan Muharam adalah mengusap kepala anak-anak yatim sembari memberikan santunan kepada mereka. Inilah ringkasan lengkap khutbah Jumat kali ini;
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Salah satu tradisi dan amalan baik yang dilakukan sejak dulu sampai sekarang oleh umat Islam, khususnya pada bulan Muharam adalah mengusap kepala anak-anak yatim sembari memberikan santunan kepada mereka.
Di setiap hari Asyura atau hari kesepuluh bulan Muharam, para dermawan datang menggembirakan anak-anak yang ditinggal wafat oleh orang tuanya. Mereka dengan ikhlas mengeluarkan hartanya demi menyenangkan hati para yatim, agar bisa hidup lebih tegar, mandiri, dan di kemudian hari tidak bergantung kepada orang lain.
Apa yang diamalkan oleh umat Islam ini merupakan langkah positif dalam meringankan beban penderitaan yang dirasakan oleh anak-anak yatim. Tentu tidak hanya sebatas di satu hari saja. Sebab kebutuhan mereka juga tidak hanya di satu hari.
Di luar hari Asyura para anak yatim harus tetap kita perhatikan keadaannya, sehingga kita akan mendapatkan keutamaan serta kemuliaan berkat sikap peduli kepada mereka.
Sangat penting untuk kita ketahui ketika kita hendak menyantuni anak yatim, seyogyanya kita niatkan pula untuk keluarganya, tidak khusus untuk si yatim saja. Sebab, jika khusus untuk si yatim, maka keluarganya seperti ibu/bapak atau perawatnya tidak boleh (haram) ikut menikmatinya.
Padahal bisa jadi mereka juga termasuk membutuhkan santunan itu dan lebih bisa memanfaatkannya agar menjadi santunan yang produktif.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Mari kita dalami keutamaan menyantuni anak yatim. Pertama adalah terbebas dari golongan pendusta agama. Allah SWT berfirman :
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ، فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim.” (QS. Al-Ma’un : 1-2).
Termasuk dari sikap mendustakan agama adalah tidak semata-mata masa bodoh dengan nasib si yatim, tapi juga tega memakan hartanya serta bersikap sewenang-wenang.
Tentang memakan harta anak yatim, Allah SWT telah menyampaikan ancaman-Nya dengan berfirman :
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَٰلَ ٱلْيَتَٰمَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِى بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (Neraka).” (QS. An-Nisaa’ : 10)
Terkait larangan bersikap sewenang-wenang kepada si yatim, disebutkan dalam Al-Qur’an surah Ad-Dhuha ayat 9 :
فَأَمَّا ٱلْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ
“Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.”
Maka, saat kita ikut ambil bagian dalam meringankan beban hidup seorang yatim, baik berupa harta, pakaian, makanan, minuman, atau ilmu pengetahuan, kita terbebas dari golongan para pendusta agama.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Kedua, menjadi orang yang dekat dengan Nabi Muhammad ﷺ. Santunan anak-anak yatim adalah kesempatan besar bagi kita yang harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Karena amalan ini merupakan salah satu faktor yang menjadikan posisi diri kita bisa dekat bersama Rasul ﷺ di akhirat kelak. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
“Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari).
Siapa yang tidak senang berdekat-dekatan dengan beliau di hari yang penuh gejolak dan suasana mencekam, saat kita dibangkitkan dari alam kubur setelah Hari Kiamat? Semua orang menginginkan kedudukan semacam ini. Jangan kita sia-siakan kesempatan untuk ikut menyantuni sesuai kemampuan yang kita miliki.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Ketiga, hati menjadi lembut dan penuh welas asih. Keras dan lembutnya hati menjadi faktor baik dan buruknya diri kita. Jika hati baik, baiklah seluruh anggota badan. Sebaliknya, jika buruk, buruklah semua anggota badan. Mengasihi yatim akan melembutkan hati, menghaluskan, dan menjadikannya hidup dengan kebaikan di sisi Allah SWT.
Dikisahkan, seorang sahabat datang kepada Nabi Muhammad ﷺ, ia mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya padanya: “Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi?” Selanjutnya, Nabi memberikan pesan berupa amalan agar hati menjadi lembut,
اِﻣْﺴَﺢْ ﺭَﺃْﺱَ اﻟﻴَﺘِﻴْﻢِ ﻭَﺃَﻃْﻌِﻢِ اﻟﻤِﺴْﻜِﻴْﻦ
“Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin.” Mengusap kepala anak yatim adalah bentuk hubungan sosial yang merekatkan persaudaraan antara si yatim dan orang tua asuhnya. Di dalam sikap ini terkandung cinta dan kasih sayang yang mampu menghilangkan kegundahannya, serta dapat menarik pahala.
Rasul ﷺ bersabda :
مَنْ مَسَحَ رَأْسَ يَتِيمٍ لَمْ يَمْسَحْهُ إِلَّا لِلَّهِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ مَرَّتْ عَلَيْهَا يَدُهُ حَسَنَاتٌ
“Siapa yang mengusap kepala anak yatim hanya karena Allah, maka dengan setiap rambut yang dilewati tangannya, Allah berikan beberapa kebaikan…” (HR. Ahmad)
Menurut Imam al-Munawi dalam Kitab Faidh al-Qadiir, cara mengusap kepala yatim dari bagian atas kepala ke depan. Anak yatim berikutnya dengan cara yang berlawanan, dari depan ke bagian atas kepala.
Selain itu, saat mengusap kita dianjurkan berdoa :
جَبَرَ اللّٰهُ يُتْمَكَ وَجَعَلَكَ خَلَفًا مِنْ أَبِيْكَ
“Semoga Allah memberikan ganti atas keyatimanmu dan menjadikanmu pengganti (yang baik) bagi ayahmu.”
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Keempat, sebaik-baik rumah adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Inilah rumah yang penuh berkah di mana penghuninya bersedia menyediakan kebutuhan bagi yatim.
Ia beri makan dan minum seperti apa yang mereka makan serta minum. Ia sediakan tempat istirahat, kesempatan untuk belajar, agar menjadi insan yang bermanfaat. Rasulullah ﷺ bersabda :
خَيْرُ بَيْتٍ فِي اْلمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسِنُ اِلَيْهِ وَ شَرُّ بَيْتٍ فِي اْلمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُسَاءُ اِلَيْهِ
“Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan seburuk-buruk rumah kaum Muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.” (HR: Ibnu Majah)
Mari kita saling membantu anak-anak umat Islam yang orang tuanya telah meninggal. Pandanglah mereka dengan pandangan kasih sayang.
Ingat-ingatlah mereka seperti kita mengingat kehidupan Nabi Muhammad ﷺ yang sejak dalam kandungan ibunya sudah ditinggal wafat oleh sang ayah. Ketika masih kecil ditinggal wafat oleh sang bunda.
Berbagai kemuliaan akan kita raih berkat membantu anak-anak yatim di sekitar kita.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kerjasama dengan Rabithah Alawiyah Kota Malang