Membuang waktu seperti memutuskan diri kepada Allah dan hari akhir, sedangkan kematian memutuskan diri dari dunia dan penghuninya, inilah kutipan naskah khutbah Jumat sebagai renungan penghujung tahun
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Hidayatullah.com | SAHABAT Abdullah bin Mas’ud mengaku tidak pernah menyesali sesuatu dengan penyesalan, kecuali saat waktu terbenam matahari karena tidak bertambahnya amal. Di bawah ini petikan khutbah Jumat lengkat tentang renungan penghujung tahun;
Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Jamalah Shalat Jumat
Dirasa atau tanpa dirasa, disadari atau tanpa disadari, waktu berjalan begitu cepat. Waktu bergerak gesit mengantarkan kita ke tempat terakhir kelak, yaitu akhirat. Di penghujung tahun seperti sekarang, kita harus kembali berhitung, berhitung tentang apa yang sudah, tengah, dan belum kita kerjakan.
Kita timbang mana dari perbuatan-perbuatan yang sudah kita kerjakan dalam kurun sekian waktu, apakah lebih banyak amal ibadah dan amal saleh. Atau sebaliknya, lebih banyak keburukan dan kemaksiatan yang kita lakukan.
Sungguh Maha Benar Allah SWT yang berfirman :
وَالْعَصْرِ(1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya tetap di atas kesabaran.” (QS. Al-’Ashr : 1-3).
Tidaklah Allah SWT bersumpah dengan nama waktu kecuali menunjukkan betapa penting waktu sebagai modal utama untuk mendulang kebaikan, meraih rahmat, rida, dan terhindar dari murka-Nya.
Hadirin yang Dimuliakan Allah
Mari kita renungkan bersama sabda Rasulullah ﷺ :
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari)
Hadits tersebut mengajarkan kepada kita beberapa pelajaran dalam memaksimalkan waktu agar kita tidak menjadi hamba yang merugi.
Pertama, siapa yang sanggup menggunakan modal berupa kesehatan dan waktu luang dengan cermat dan cerdas, dia akan menjadi insan yang beruntung. Siapa yang menyia-nyiakan ia bakal meraih kerugian dan merasakan penyesalan yang mendalam.
Coba kita bayangkan betapa ruginya seorang hamba yang mengisi kehidupannya dengan kesia-siaan, tanpa menghargai waktu. Jika kita diberi jatah umur selama enam puluh tahun, lalu kita gunakan delapan jam di antaranya untuk istirahat/tidur, berarti kita telah mengisi waktu untuk tidur selama dua puluh tahun atau sepertiga umur kita.
Dalam kaitan ini seorang sahabat nabi Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Aku tidak pernah menyesali sesuatu dengan penyesalan yang sangat kecuali saat menyesali hari-hariku yang terbenam mataharinya dan berkurang ajalku karenanya, namun aku tidak menambah amalku di hari itu.”
Jamaah Shalat Jumat yang Dimuliakan Allah
Kedua, sabda Nabi Muhammad ﷺ ini mengajak kita untuk menggunakan nikmat sehat dan waktu luang sebagai ladang mendekatkan diri kepada Allah SWT dan melaksanakan ketaatan sebelum kedua nikmat ini berlaku dari kehidupan.
Ibnul Qayyim berkata, “Membuang-buang waktu itu lebih dahsyat dampaknya dari kematian. Karena membuang waktu dapat memutuskan dirimu dari Allah serta hari akhir, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penghuninya.”
Ketiga, tidak sedikit di antara umat manusia, mungkin diri kita sendiri termasuk di dalamnya, yang tidak menghargai kesehatan dan waktu luang, sehingga keduanya disia-siakan dengan hal-hal yang nihil manfaat, merusak kesehatan jasmani dan rohani. Sementara Islam datang untuk mengajak pemeluknya supaya menghargai waktu dan menjaga kesehatan.
Imam Hasan al-Bashri memberi nasihatnya kepada kita, “Wahai manusia, sesungguhnya engkau adalah hari-harimu. Jika hari-harimu telah berlalu, berlalu pula sebagian yang ada pada dirimu.”
Kaum Muslimin Jamaah Jumat Hafidzakumullah
Keempat, dunia adalah ladang bercocok tanam berupa amal saleh sebagai bekal di akhirat. Sudah sepatutnya jika kita gunakan nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita untuk bertakwa dan taat kepada-Nya.
Mufaddhol bin Yunus bertanya kepada Muhammad bin Nadhor yang tampak dalam keadaan sedih, “Apa yang terjadi kepadamu?” Dia berkata, “Telah berlalu satu malam dari umurku dan aku tidak melakukan suatu amalan pada malam itu, Innaa lillaah wa Innaa ilaihi Raaji’uun…”
Kelima, bentuk syukur kepada Allah SWT, salah satunya, menggunakan nikmat-nikmat yang ada sebagai sarana berbuat kebaikan dan kemuliaan yang diridai Allah SWT.
Kita bisa belajar dari biografi Imam Abi Hatim yang diriwayatkan oleh anaknya: “Dia tidak makan kecuali jika ada yang membacakan kitab untuknya. Dia Tidak berjalan kecuali jika ada yang membacakan kitab untuknya. Bahkan ketika di kamar mandi pun ada yang membacakan kitab untuknya dari luar kamar mandi. Hal itu dilakukannya karena perhatiannya di dalam memaksimalkan waktu, sehingga dia enggan untuk melewatkan waktu dalam keadaan tanpa faedah.”
Kita mohon kepada Allah SWT agar tidak membiarkan kita berada dalam kelalaian. Kita minta kepada Allah SWT agar kelalaian tidak menyeret kita dan kita mengemis kepada Allah SWT agar tidak menjadikan kita termasuk orang-orang yang lalai kepada-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن
Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kerjasama dengan Rabithah Alawiyah Kota Malang