DI DALAM kitab as-Suluuki karya Syeikh Muqatil bin Sulaiman disebutkan, “Sesungguhnya Malaikat Maut itu mempunyai ranjang yang terletak di langit ketujuh.” Ada juga yang mengatakan, di langit yang keempat. Wallahu a’lam bishshawab.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Malaikat Maut dari nur. Ia mempunyai tujuh puluh ribu kaki. Sayapnya sebanyak empat ribu. Seluruh jasadnya dipenuhi dengan mata dan lisan. Tidak ada satu makhluk dari anak turun Adam As., juga burung-burung, ataupun makhluk yang bernyawa lainnya, kecuali baginya terdapat di tubuh Malaikat Maut.
Malaikat Maut memiliki wajah, mata, tangan, dan telinga berjumlah sama dengan bilangan seluruh manusia. Ia mencabut nyawa dengan tangan itu. Ia melihat dengan wajahnya tepat pada muka manusia yang akan dicabut nyawanya.
Demikianlah cara ia mencabut nyawa setiap makhluk di mana pun ia berada. Di mana pun makhluk itu berada, niscaya tidak akan mampu selamat darinya. Jika seseorang telah meninggal dunia, maka akan hilang gambarnya dari jasad Malaikat Maut itu.
Ada juga yang mengatakan Malaikat Maut memiliki empat wajah. Satu wajah ada di depan, wajah yang kedua ada di atasnya, yang ketiga ada di atas punggungnya, dan yang keempat berada di bawah kedua telapak kakinya. Ketika ia mencabut ruh para nabi dan para malaikat, maka ia mencabut dari wajah yang ada di kepalanya; ketika ia mencabut ruh orang-orang mukmin, ia menggunakan wajah yang ada di hadapannya; ketika ia mencabut nyawa orang-orang kafir, ia menggunakan wajah yang ada di punggungnya; dan ketika mencabut nyawa para jin, ia menggunakan wajah yang berada di kedua kakinya. Salah satu kakinya berada di atas titian Neraka Jahannam, dan yang lainnya berada di atas ranjang Surga.
Ada sebagian orang mengatakan, karena saking besarnya Malaikat Maut, sehingga jika seluruh air lautan dan seluruh air sungai dituangkan di atas kepalanya, maka air itu tidak akan ada yang menetes ke bumi, setetes pun. Dikatakan, sesungguhnya Allah menjadikan dunia seisinya berada di dalam lambung Malaikat Maut.
Lambungnya diumpamakan seperti meja makan yang diletakkan di depan seseorang yang akan memakan dengan sesuka hati dari apa-apa yang dihidangkan. Seperti itulah Malaikat Maut menghadapi seluruh makhluk yang ada di jagat ini, yakni sebagaimana halnya ketika anak turun Adam As. dalam membolak-balikkan uang logam.
Dikatakan pula bahwa Malaikat Maut tidak akan turun kecuali pada saat mencabut ruh para nabi dan para rasul. Ia mempunyai beberapa khalifah (utusan) untuk mencabut nyawa binatang buas dan beberapa binatang lainnya (termasuk manusia).
Ada juga yang menuturkan, sesungguhnya Allah ketika menginginkan untuk merusak (membinasakan) makhluk-Nya dari jenis manusia atau yang lainnya, maka Dia tinggal merusak mata-mata yang berada di jasad Malaikat Maut; seluruhnya (sesuai yang Dia kehendaki), hingga tersisa delapan dari makhluk-Nya. Delapan yang tersisa tersebut, yakni Malaikat Israfil, Malaikat Mikail, Malaikat Jibril, Malaikat Izrail, dan empat yang lainnya adalah keempat malaikat yang membawa Arsy.*/Imam Abdurrahim bin Ahmad al-Qadhi, sebagaimana tertulis dalam bukunya Daqaiqul Akhbar. [Tulisan berikutnya]