Hidayatullah.com–Dua serangan rudal menghantam Kantor Keduataan Besar Rusia di Suriah hari Selasa (13/10/2015), di saat 300 pendukung Rezim Bashar al Assad tengah bersiap berunjuk rasa mendukung intervensi Rusia di Suriah.
Puluhan poster Vladimir Putin dan Presiden Rusia Basheer al-Assad serta bendera Negeri Beruang Putih berkibar bersama para demonstran di depan kedutaan Negeri Beruang Merah itu.
Menurut BBC serangan menghantam halaman Kedutaan Besar Rusia di Damaskus. Sementara itu beberapa peserta aksi pendukung Bashar mengalami luka-luka .
Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menuturkan, bahwa rudal yang menghantam Keduataan Rusia ditembakan dari sebuah wilayah yang berada di timur Damaskus, di mana lokasi ISIL/ISIS berada.
Sebelumnya, Kedubes Rusia di Suriah juga pernah kena sasaran roket. Pada 21 September, 9 hari sebelum dimulai serangan udara Rusia, roket mengenai gedungnya.
Insiden pelemparan mortar juga pernah terjadi pada Bulan April. 3 Orang dilaporkan terluka.
Pada bulan Mei, satu orang dilaporkan tewas setelah granat meledak di depan fasilitas Kedutaan Rusia di sana. Serangan mortir yang meledak di kantor perwakilan negara asing itu pun dikecam PBB dan Amerika Serikat.
“Ini…kemungkinan besar ditujukan untuk mengintimidasi para pendukung perang melawan teror dan mencegah mereka menang dalam perjuangan melawan kelompok ekstremis,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dikutip BBC.
“Bersama-sama dengan pemerintah Suriah, kami sekarang berusaha mengetahui pihak yang bertanggung-jawab,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, sejak Jumat (25/09/2015), jet-jet Rusia diterbangkan dan menyerang basis-basis milisi Suriah.
Rusia ikut melakukan intervensi operasi militer, mendukung Rezim pemerintah Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad dengan alasan melawan ISIL/ISIS. Namun faktanya, serangan Rusia tak satupun mengenai pertahanan ISIS, yang terjadi justru menghantam kelompok perlawanan anti Bashar al Assad.*