Hidayatullah.com–Hamas mengecam pernyataan yang disebut “tergesa-gesa” dan sikap yang menyerukan legitimasi pendudukan Israel atas tanah Palestina dalam konteks menenangkan kekuatan wilayah dengan mengorbankan hak Palestina atau dalam kerangka konflik antar negara, demikian kutip Russia Today Arabic (5/4/2018)
Hamas menyatakan dalam sebuah pernyataan hari Kamis, bahwa pernyataan dan sikap itu muncul saat kejahatan Israel dan pelanggaran setiap hari dilakukan terhadap rakyat Palestina dan kesucian mereka melalui Yahudisasi Al Quds dan perluasan permukiman di Tepi Barat dan kelanjutan dari pengepungan di Gaza dan pembunuhan warga sipil tak bersenjata dan anak-anak dengan darah dingin.
Hamas mengatakan menolak segala bentuk normalisasi dengan Israel di semua tingkatan, karena hal ini memiliki dampak serius pada rakyat Palestina dan hak-hak mereka di tanah bersejarah dan tanah air, dan persatuan dan kesatuan bangsa dan masyarakat terhadap kebijakan ini.
Gerakan ini menuntut diakhirinya semua bentuk normalisasi dan berkomunikasi dengan musuh, dan meninjau semua kebijakan yang tidak sesaui sesuai dengan kondisi pada umumnya dari masyarakat bangsa Arab dan Islam dan pihak-pihak indenden yang pendukung Palestina untuk memperoleh hak keadilan.
Hamas menekankan perlunya bekerja untuk mendukung rakyat Palestina dan menguatkan konsistensi mereka dalm mempertahankan tanah mereka dan berlanjutknya kebijakan boikot serta mengisolasi entitas yang menimbulkan ancaman bagi Palestina dan seluruh wilayah, menurut teks pernyataan itu.
Pernyataan Bin Salman
Sebelumnya dalam wawancara dengan Goldberg, pemimpin redaksi The Atlantic, Golderg bertanya,”Mari kita bicara tentang Timur Tengah yang lebih luas. Apakah Anda percaya orang-orang Yahudi memiliki hak untuk mendirikan negara yang setidaknya bagian dari tanah leluhur mereka?”
Muhammad Bin Salman pun menjawab,” Saya percaya bahwa setiap orang, di mana saja, memiliki hak untuk hidup di negara mereka yang damai. Saya yakin orang-orang Palestina dan Israel memiliki hak untuk memiliki tanah mereka sendiri. Tetapi kita harus memiliki perjanjian damai untuk menjamin stabilitas bagi semua orang dan memiliki hubungan normal.”
Dalam wawancara itu, Bin Salman juga menyebutkan bahwa Hamas merupakan kelompok yang mengancam kemanan nasioanal.*