Hidayatullah.com—Seorang anggota militer cadangan yang mengendarai mobil truknya menerobos gerbang tempat kediaman Perdana Menteri Justin Trudeau telah dikenai dakwaan berusaha membunuh atau melukai kepala pemerintahan Kanada tersebut.
Polisi menuding Corey Hurren bersenjatakan senapan serbu M-14 yang terlarang, serta dua shotgun dan sebuah revolver, ketika memasuki area Rideau Hall pada 2 Juli. Dia juga dijerat dengan pasal kepemilikan barang terlarang berupa magasin berkapasitas tinggi.
Sebagai tambahan dari 21 tuduhan terkait kepemilikan senjata, Hurren dituduh melontarkan ancaman untuk “membunuh atau melukai fisik” PM Kanada, lapor The Guardian Senin (6/7/2020).
Rideau Hall merupakan tempat tinggal resmi Gubernur Jenderal Julie Payette, tetapi Justin Trudeau dan keluarganya tinggal di Rideau Cottege –salah satu rumah yang ada di kawasan itu—selama masa perbaikan 24 Sussex, rumah kediaman resmi perdana menteri di Ottawa. Baik Trudeau maupun Payette tidak berada di Rideau Hall ketika peristiwa itu terjadi.
Hurren, 46, yang masih aktif sebagai anggota Canadian Rangers, cabang militer Kanada yang biasanya ditugaskan di kawasan terpencil dan pesisir, diduga berkendara selama 20 jam lebih dari Manitoba ke Ottawa dan menerobos gerbang Rideau Hall hari Kamis lalu pada pukul 6:30 pagi.
Kendaraan jenis truk pickup yang dikendarainya rusak akibat benturan dengan pagar. Namun, Hurren diyakini berhasil menyembunyikan diri di sebuah taman bunga mawar sebelum menuju sebuah rumah kaca yang terletak dekat bangunan rumah tempat tinggal PM Trudeau dan keluarganya.
Polisi baru mengetahui keberadaan Hurren di lokasi itu sekitar 13 menit kemudian setelah dia menyelinap masuk dengan membawa senjata api. Insiden ini menimbulkan pertanyaan besar tentang pengawalan terhadap pejabat tertinggi Kanada.
Sebelum Hurren melakukan aksinya menerobos masuk ke Rideau Hall, sebuah postingan di laman bisnis pembuatan sosis di Facebook yang dikelola pelaku menyebutkan tentang konspirasi teori bahwa pendiri Microsoft, Bill Gates, bertanggung jawab atas merebaknya wabah Covid-19.
Pada bulan Maret, perusahaan Hurren mengunggah meme di Instagram terkait QAnon, konspirasi teori kelompok kanan-jauh Amerika Serikat yang menyebutkan elemen-elemen “deep state” (negara di dalam negara) sedang bekerja untuk menjatuhkan Donald Trump.
Hurren akan tetap mendekam dalam tahanan sampai dia dihadirkan kembali di pengadilan pada 17 Juli.*