Hidayatullah.com– Pengadilan di Vietnam menjatuhkan hukuman penjara atas 54 orang, termasuk beberapa pejabat tinggi pemerintahan dan seorang bekas menteri, dalam kasus suap dan korupsi berkaitan repatriasi di masa pandemi Covid-19.
Hakim mengatakan para terdakwa mengambil uang dari orang-orang yang ikut dalam penerbangan repatriasi semasa pandemi Covid-19.
Seorang bekas menteri dijatuhi hukuman penjara 16 tahun karena menerima suap lebih dari $900.000.
Setelah menggelar persidangan selama lebih dari dua pekan, pengadilan di Hanoi memvonis bersalah puluhan bekas pejabat – termasuk beberapa diplomat dan seorang wakil menteri – karena menerima, menawarkan atau terlibat dalam suap, penipuan dan penyalahgunaan wewenang.
Para terdakwa terlibat dalam skema di mana sejumlah diplomat dan pengusaha mengambil uang dari warga negara Vietnam di luar negeri yang ingin kembali ke negara itu dengan penerbangan repatriasi selama pandemi Covid-19, ketika penerbangan komersial tidak tersedia.
Surat kabar yang dikelola negara VTC melaporkan bahwa 25 pejabat negara dinyatakan bersalah karena menerima uang suap senilai total $7,4 juta.
Hukuman penjara seumur hidup diberikan kepada empat mantan pejabat tinggi di kementerian luar negeri, kesehatan dan keamanan publik, sementara sepuluh pengusaha dan warga sipil menerima hukuman percobaan.
Pham Trung Kien, bekas sekretaris wakil menteri kesehatan, dan To Anh Dung, mantan wakil menteri luar negeri, termasuk beberapa nama paling terkenal yang terlibat dalam skandal itu, lapor BBC Jumat (28/7/2023).
Jaksa menuntut hukuman mati untuk Kien, yang akhirnya diganjar penjara seumur hidup karena menerima 253 suap dalam kurun 11 bulan dengan total nilai $1,8 juta.
Hampir 800 penerbangan diadakan oleh pemerintah pada awal tahun 2020 untuk membawa kembali warganya dari seluruh dunia pada saat Vietnam telah menutup perbatasannya untuk hampir semua pelancong kecuali bagi warganya yang ingin pulang.
Berbagai laporan media resmi dan media sosial merinci bagaimana orang-orang Vietnam yang ingin pulang menghadapi prosedur yang rumit, harga penerbangan yang mahal, dan biaya karantina untuk memasuki negaranya sendiri.
Seorang ibu asal Hanoi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia harus membayar $12.000 untuk memulangkan putri remajanya ke Vietnam dari Eropa di puncak pandemi.
Di pengadilan terdakwa Dung, yang dihukum 16 tahun penjara, memgaku menerima suap ratusan ribu dolar untuk jasanya memasukkan nama sejumlah perusahaan ke dalam daftar penyedia penerbangan repatriasi. Dia mengaku menerima pembayaran setelah penerbangan dilakukan.
“Saya tidak berpikir kala itu jika saya melakukan hal yang salah,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia merasa telah membantu proses repatriasi.
Seorang wanita pengusaha dituduh memberikan uang suap ke delapan pejabat dan mengatakan bahwa tidak seorang pun di Kementerian Luar Negeri yang memintanya untuk menyerahkan uang.
“Namun, saya mengetahui kami hatus menyuap mereka untuk mendapatkan persetujuan dan izin agar penerbangan dilakukan pada waktunya,” kata Hoang Dieu Mo, yang dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara.
Skandal suap dan korupsi seputar dan terkait pandemi Covid-19 di kalangan pejabat dan staf pemerintahan yang membuat Nguyen Xuan Phuc tiba-tiba mengundurkan diri pada Januari tahun ini dari jabatan presiden Vietnam.*