Hidayatullah.com– Kebanyakan sekolah mengisi bulan puasa dengan berbagai kegiatan khusus bagi anak didiknya, seperti pesantren Ramadhan atau pesantren kilat.
Begitu pula para pelajar di Madrasah Aliyah Raadhiyatan Mardhiyyah (MARAMA) Putra Balikpapan. Kegiatan itu mereka tuangkan dalam karya buku berjudul Napak Tilas Mujahid Ramadan.
MARAMA Putra terletak di Jl Mulawarman, Kelurahan Teritip, dekat perbatasan timur Kota Balikpapan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Buku ini berisi kumpulan cerita yang penuh suka duka, pengalaman lucu, dan kisah spiritual. Ditulis secara kolektif oleh 26 murid Kelas XII MARAMA Putra angkatan ke-24.
“Mujahid Ramadhan” adalah kegiatan ekstrakurikuler para pelajar itu. Mereka ada yang menjadi dai di sejumlah kawasan terpencil. Juga menjadi relawan pengingat dan pembantu masyarakat soal zakat, infaq, sedekah (ZIS).
Buku ini diluncurkan beberapa waktu lalu di Masjid Ar-Riyadh. Pencetus sekaligus pembina penggarapan buku itu, Abdul Ghofar Hadi, mengatakan, kegiatan ekstrakurikuler itu sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya.
Pengalaman mengikuti kegiatan itu terbilang langka. Di situ banyak kisah unik dan menarik. Terutama dalam menghadapi berbagai karakter dan watak manusia. Mereka pun belajar berinteraksi sosial dengan masyarakat.
“Banyak kisah yang tertuang, banyak kisah yang didapat, banyak pengalaman yang berharga. Tapi kalau semua itu tidak tertuliskan, maka akan hilang ditelan waktu,” ujar Ghofar, ketua lembaga pendidikan di Hidayatullah Balikpapan yang membawahi MARAMA.
Pendokumentasian kegiatan itu dalam tulisan agar menjadi kekayaan bagi pelajar. Selama ini pengalaman itu cuma didengar oleh para warga setempat dengan keterbatasan ruang dan waktu.
“Melalui buku ini diharapkan pengalaman ‘mujahid Ramadhan’ ini bisa dibaca khayalak ramai sepanjang masa,” lanjut Ghofar yang juga pembina komunitas Penulis Muda Nusantara (PENA).
Karya ini diharapkan menjadi pemicu lahirnya karya-karya tulis lainnya.
“Sayang sekali kalau berbagai macam pengalaman santri tidak tertuliskan. Ini baru awal, belum lagi pengalaman ketika melaksanakan amanah pengabdian. Sangat bisa, setiap anak menuliskan satu tulisan.
Semua ini menjadi penyemangat bagi generasi selanjutnya. Semoga ke depannya bisa lebih produktif lagi. Dan ditargetkan pada Silatnas tahun 2018, dari santri bisa menuliskan 100 buku. Insya Allah bisa,” kata Ghofar.
Penugasan pada Ramadhan 1437
Pada Ramadhan 1437/2016 ini, lembaga itu kembali menugaskan sebanyak 164 orang tenaga. Mereka terdiri dari 60 mahasiswa, 98 pelajar MARAMA, 4 pelajar MTs, dan 2 santri tahfizh.
“Alhamdulillah, saya mendapatkan amanah di Kota Baru, daerah yang baru bagi kami. Tapi Insya Allah semoga saya bisa menjalankan amanah ini dengan baik,” ujar Wildan Khatami, salah seorang pelajar.
Salah seorang ustadz senior di lembaga tersebut, Hasyim HS, menyampaikan apresiasinya atas lahirnya buku karya para pelajar itu.
“Tulisan itulah yang kemudian menjadi pemacu lahirnya buku yang bisa dinikmati generasi mendatang,” kata alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor ini.
Ia berharap, budaya budaya tulis-menulis terus dikembangkan oleh para pelajar dan guru. “Semoga ini menjadi awal yang baik untuk kita semua,” pungkasnya.
Buku cetakan pertama terbitan Mujahid Press (Bandung. 2016) setebal 260 halaman ini bisa didapatkan dengan menghubungi salah seorang penulisnya, Ahmad Naufal (082251374149).* Kiriman Febryan Wardana, pegiat komunitas PENA Balikpapan