Hidayatullah.com–Para mahasiswa Saudi yang terkena dampak kerusuhan di London mengatakan bahwa mereka tidak dapat pergi ke masjid, ke sekolah dan bahkan ke toko untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
Mereka telah diminta agar tidak meninggalkan tetap tinggal di dalam dan tidak meninggalkan rumah setelah kerusuhan terjadi di wilayah miskin London. Kerusuhan massal itu menyebar dengan epat ke kota-kota lain di Inggris seperti Manchester, Birmingham dan Liverpool pada hari Selasa malam (09/8).
“Jam malam di bulan Ramadhan sangat menyusahkan, sebab kami orang Saudi punya tradisi bertemu dengan sesama untuk melakukan buka puasa.dan shalat tarawih bersama,” kata Iman Yusuf, seorang mahasiswa MBA berusia 25 tahun.
“Saya bahkan tidak bisa pergi ke toko membeli kebutuhan pokok sehari-hari untuk berbuka puasa,” imbuhnya.
Selama di dalam rumah mereka selalu waspada memantau bunyi sirene meraung-raung siang dan malam hari.
“Sungguh menakutkan, sebab tidak tahu apa yang akan terjadi dan kapan. Penjaga pintu kami mengatakan bahwa polisi datang dan meminta agar kami tetap berada di dalam rumah, karena diperkirakan daerah saya akan terkena kerusuhan. Itu saja yang bisa saya lakukan,” kata Razan Baker, seorang wanita mahasiswa program PhD (11/8).
Ketika menghubungi kedutaan negaranya, warga Saudi itu diminta untuk mengikuti apa kata polisi.
“Saya belajar dari rumah pekan ini, jadi tidak perlu pergi ke kampus. Tapi kebanyak toko tutup pukul 2:30 siang dan saat itu kata teman saya keaadaannya menjadi seperti kota mati,” cerita Baker.
Meskipun terdengar menyeramkan, menurut mahasiswa PhD Roa Al Taweli media melebih-lebihkan laporan tentnag kerusuhan di London. Sebab saat harus menemui supervisornya di British Library dirinya melihat banyak orang dan anak-anak di jalanan, selain itu kereta bawah tanah penuh sesak seperti biasanya.
Al Taweli sempat khawatir mendengar berita di media, sebab saudara perempuannya akan singgah di Inggris. Orangtua dan saudara laki-laki tak henti menghubungi dirinya untuk menanyakan kabar.
Walau London rusuh dan banyak yang tidak berani keluar rumah, Mansur Abdulghaffar memberanikan diri pergi untuk melakukan buka puasa.
“Saya melihat di berita bahwa polisi berpatroli di jalan-jalan untuk menghentikan kerusuhan dan jumlah mereka ditambah dari 6.000 menjadi 16.000 petugas,” katanya.
“Saya tidak mengalami masalah pergi ke luar dan kembali ke rumah. Melihat ada banyak polisi membuat saya merasa aman.”
Kedutaan Saudi dan atase budaya di London telah meminta seluruh mahasiswa dan pendampingnya agar berhati-hati dan menjauhi tempat-tempat kerusuhan.*