Assalamu’alaikum, warahmatullahi wabarakatuh.
Pernyataan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa bahwa di Papua tidak ada intervensi Amerika Serikat (AS), dan pernyataan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro bahwa Pangkalan Militer AS di Australia bukan ancaman, menimbulkan kecurigaan serius. Hal ini karena situasi Maluku dan Papua yang memanas dan adanya “indikasi” dukungan AS terhadap perjuangan Republik Maluku Selatan (RMS) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) justru patut diduga menjadi motif dibukanya Pangkalan Militer tersebut.
Karenanya, saya mengingatkan kepada seluruh Bangsa Indonesia agar waspada terhadap pejabat tinggi negara dan para tokoh serta LSM-LSM yang tidak peduli terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jika tidak waspada, bisa jadi besok NKRI hanya tinggal sejarah, karena akan jadi korban balkanisasi yang dilakukan AS dan sekutunya.
Untuk itu, FPI menyerukan kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap separatis yang telah membunuhi TNI, Polri dan masyarakat sipil di Papua. Jika Presiden SBY tidak tegas, maka harus dima’zulkan, karena bisa mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI. Jika terpaksa, bentuk segera Dewan Revolusi untuk selamatkan negara dari korupsi dan disintegrasi.
Wassalamu’alaikum, warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 26 November 2011.
Tertanda,
Ketua Umum FPI
KH. Habieb Rizieq Syihab