Oleh: Amjad Nasser
KITA menyebut setiap tren sayap-kanan Arab pada tahun 1980-an dan 1990-an “Likudian”, merujuk pada partai Likud Israel, pimpinan Menachem Begin, yang menyeberang dari sayap-kiri Israel pada akhir tahun 1970-an tanpa menengok ke belakang.
Label itu nampak metaforis atau berlebihan, apakah yang dilakukan pemerintahan sayap-kanan Arab (reaksioner) dan kekuatan politik dan “intelektual”nya sehingga memiliki kesamaan dengan pemimpin Haganah Zionis itu? Itu adalah kebingungan yang tidak benarnya.
Namun, label yang sangat ideologis ini (mungkin secara tidak sadar) lebih merupakan sebuah prediksi. Pertanda buruk untuk apa yang akan terjadi di masa depan. Ini adalah sifat dari prediksi. Mereka adalah kombinasi dari sihir dan kenyataan, serta hasrat dan kebenaran. Prediksi tidak meramalkan hal yang tidak mungkin, jika tidak, mereka tidak akan dipercaya. Agar sebuah prediksi dapat dipercaya, itu harus berdasarkan faktor-faktor realistik yang dipercaya dan mungkin dapat dicapai.
Agar sayap-kanan Arab reaksioner diberi label sebagai Likudian, harus ada faktor realistis di balik ini. Terdapat beberapa kesamaan antara sayap-kanan reaksioner Arab (Saya bersikeras menggunakan label yang digunakan dalam literatur tahun 1960-an dan 1970-an) dan sayap-kanan manapun di dunia, yaitu memutarkan orbit kekaisaran.
Ada rintangan yang menghambat ‘Likud Arab’ini. Masih ada negara-negara nasiolistik (Iraq dan Suriah) yang kuat di dunia Arab. Ada revolusi Palestina. Sayap-kiri masih memiliki keberadaan yang kuat dalam kehidupan ini yang nantinya akan menyaksikan kudeta politik besar.
‘Likud Arab’tidak memiliki kesempatan untuk tampil hingga setelah pengepungan Beirut pada 1982, kekalahan perlawanan Palestina, dan Saddam Iraq terlibat dalam petualangan perang yang melelahkan.
Pengepungan Beirut tidak akan mungkin jika tidak karena peran tersembunyi sayap-kanan reaksioner Arab, di Teluk terutama dalam ekspedisi Israel. Kita, orang-orang yang berada di belakang pagar tank-tank Ariel Sharon, menjalankan peran ini dalam semua detailnya: memutuskan aliran air, listrik, suplai medis, dll. Di Beirut Barat. Amerika Serikat (AS) dan perwakilan Israel, Philip Habib, menerima sebuah panggilan, atas permintaan Pangeran Fahd Bin Abdulaziz, pemimpin de-facto Saudi saat itu, memintanya menyalakan generator dan membuka keran air.
Beberapa dikagetkan oleh cinta “tiba-tiba” Arab Saudi pada Israel, namun ini tidaklah mengherankan. Itu didahului dengan sebuah pengenalan dari 20 tahun. Ini dimulai di media luar negeri Arab Saudi. Ingat, ketika wawancara televisi Arab pertama dengan Netanyahu ialah dengan MBC pada konferensi Madrid.
Sebelum itu, dan setelah itu, media Saudi di London membuka jendela bagi media Sadat, yang diboikot oleh Dunia Arab, ke dalam kehidupan Arab. Pena-pena Sadat menemukan platform di harian Saudi yang dipublikasikan di luar negeri (terutama di Timur Tengah). Dosis awal normalisasi dengan Israel sedang dicoba dan dites.
Ini bertepatan dengan menarik “ide” dan “asosiasi” Arab dan mulai menciptakan sebuah identitas alternatif: identitas Teluk. Teluk, dilindungi oleh Amerika, memiliki sebuah identitas kolektif, terlepas dari identitas internal yang menyaingi.
Pena “liberal” Teluk mulai mengumandangkan identitas ini, berbeda dengan identitas Arab sebelumnya. Yang terakhir hanya membawa kejahatan, uang susu dan masalah kronis, siapapun yang terkejut oleh kampanye kotor terhadap Palestina yang “menjual tanah mereka” dan “mengintai di klub-klub malam London dan Paris” seharusnya tidak terkejut. Ketika “orang-orang bermasalah” mengalami kecacatan (diklaim mereka menjual masalahnya), karena masalah itu sendiri cacat. Israel menjadi lebih dekat dengan Anda daripada rakyat Palestina “yang tidak melakukan apapun” pada masalah mereka. Ini mengingatkanku pada apa yang Mahmoud Darwish katakan tentang orang-orang ini: Mereka mencintai perkara Palestina namun mereka membenci rakyat Palestina!
Saya tidak terkejut dengan kebencian pada penulis, khususnya seperti Turki Al-Hamad, yang ditindas oleh otoritas Saudi beberapa kali, karena masalah Palestina.
Musuh di pikirannya, hari ini, ialah Iran, bukan Israel, dan ada beberapa orang diantara Palestina yang membuka pintunya untuk Iran. Ini adalah sebuah kombinasi beracun dan luar biasa, dengan tidak ada yang seperti itu dalam sejarah, tidak dalam kenyataan atau kekuatan yang berpengaruh di dalamnya.
Para penulis Teluk benar-benar berputar 180 derajat, karena semua yang buruk yang mendatangi mereka datang dari Arab. Bahkan mungkin dari masalah Palestina dan rakyat Palestina “yang tidak tahu terima kasih”.
Meskipun begitu, Turki Al-Hamad dan mereka yang sepertinya lupa bahwa Dunia Arab muncul dari kebijakan negaranya, dari Wahhabisme negaranya yang menyuntikkan badan Arab dan Dunia Muslim dengan ‘takfirisme, ekstrimisme dan terorisme’, pedang yang digunakan AS untuk menghantam struktur kemajuan dan kemakmuran di dunia Arab yang beradab, dari Kairo hingga Damaskus. Ini adalah identitas Teluk dan ini adalah narasi yang membentuk mitos-mitosnya.*
Penulis banyak buku kelahiran di al-Turra, Jordan ini saat ini tinggal di London dan editor Harian Al-Quds Al-Arabi. Artikel ini pertama kali muncul dalam bahasa Arab di Al-Arabi Al-Jadeed pada 21 Mei 2018. Diterjemahkan Nashirul Haq AR