Hidayatullah.com — Thailand memang kaya akan berbagai wisata menarik dan bisa dikatakan, setiap tahun kunjungan Malaysia yang berwisata ke negara tetangga ini terus meningkat. Selain perjalanan Malaysia ke Phuket dekat, ditunjang tersedianya penerbangan langsung, kereta api dan bus dari Malaysia.
Thailand dikenal sebagai tujuan wisata dengan pusat barang murah yang terkenal, berbagai makanan modern dan tradisional serta masyarakat lokalnya yang lembut dan ramah. Bagi yang beragama Islam, tidak lengkap rasanya jika tidak singgah di 3 masjid bersejarah yang terletak di kawasan Islam di Thailand Selatan, khususnya di distrik Narathiwat Pattani dan Yala.
Di antara masjid yang layak dikunjungi adalah Masjid Wadi al-Husein, Masjid Kerisik dan masjid yang konon terindah di Thailand adalah Masjid Jami’ Patani.
1. Masjid Bersejarah Thailand: Wadi Al-Husein berusia 380 Tahun
Masjid Wadi Al-Hussein adalah masjid kayu yang terletak di sebuah desa Muslim Melayu di Klungkung Manok, Narathiwat, Thailand. Berdasarkan catatan sejarah, masjid ini merupakan salah satu masjid tertua yang masih ada di Thailand, merupakan masjid kayu tertua di seluruh Thailand.
Masjid ini konon sudah selesai dibangun dan digunakan sejak tahun 1634 M. Selain nama Masjid Wadi Al-Husein, juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti Masjid Al-Hussein dan Masjid Telok Manok.
Dibangun Wan Husein As-Sanawi
Masjid ini dibangun pada era terakhir Kesultanan Patani sebelum ditaklukkan dan dijajah oleh Pemerintah Siam (Thailand). Menurut informasi sejarah, bangunan asli masjid ini dibangun oleh Wan Husein As-Sanawi, seorang guru dan ulama yang merantau ke Patani sekitar tahun 1624.
Arsitektur campuran yang unik
Meski merupakan masjid, jika dilihat dari kejauhan tidak terlihat seperti masjid pada umumnya. Pasalnya, masjid ini tidak memiliki kubah dan juga ciri-ciri yang biasa terdapat pada masjid.
Itu juga tidak memiliki lambang bulan dan bintang di atas atapnya. Atap masjid juga hanya berbentuk seperti atap rumah atau istana. Yang menarik dari masjid ini adalah dibangun dengan kombinasi beberapa fitur arsitektur arsitektur Melayu, Thailand, China dan Champa.
Masjid ini tidak menggunakan paku dalam konstruksinya dan memiliki dua bagian, yaitu ruang mihrab dan ruang shalat. Juga dibangun sebuah menara kecil yang terhubung langsung dengan atap tiga lantai. Menara ini memiliki fitur arsitektur China.
Sedangkan untuk bangunan yang menampung musholla memiliki struktur atap besar yang unik dengan ciri arsitektur Thailand. Ukiran pada dinding kayu, pintu dan jendela banyak dipengaruhi oleh seni ukir Melayu.
Direnovasi tahun 2014
Pada tahun 2014, Masjid Wadi Al-Hussein pernah menerima sejumlah dana dari Pemerintah Thailand sendiri untuk memperbaiki struktur dan lingkungan masjid. Dana yang disumbangkan oleh Pemerintah Thailand saat itu merupakan bagian dari persiapan Komunitas ASEAN.
Masjid ini merupakan salah satu contoh yang menampilkan kekayaan arsitektur tradisional yang masih terpelihara meski berusia lebih dari 380 tahun. Masjid ini juga merupakan salah satu contoh arsitektur masjid asli di alam Nusantara yang masih ada.
2. Masjid Krue Se: Tanda Pembantaian Muslim Thailand
Masjid Kerisik terletak di wilayah Patani, Thailand. Masjid Kerisik dalam bahasa Thailand dikenali Krue Se Mosque atau Pitu Krue-ban.
Masjid Krue Se atau Masjid Kerisik merupakan salah satu masjid tertua di Asia Tenggara. Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Shah pada tahun 1514 dan belum selesai.
Ini adalah masjid yang pertama di Asia Tenggara yang dibuat dengan menggunakan bata merah buatan kampung Tarab Bata, beras ketas dan telur. Keistimewaan binaannya bercirikan stuktur Timur Tengah.
Cara penyusunan batu-batanya dilakukan dengan menggunakan campuran kulit kerang dan beras pulut hitam yang ditumbuk lumat kemudian dicampur bahan tersebut dengan adunan telur putih dengan manisan cair. Cara ini merupakan salah satu kemahiran dan kebijaksanaan masyarakat Melayu setempat jaman dahulu.
Dari sisa-sisa kuno itu mungkin telah dibangun pada tahun 1514 M pada masa pemerintahan Sultan Ismail Shah dan selesai pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Shah. Masjid Kerisik Masjid dianggap sebagai Kerajaan Melayu Darussalam Resmi.
Bangunan ini berdiri tegak dengan pilar bulat untuk menampilkan gaya arsitektur Asia Barat dan fitur penting adalah atap berkubah yang tidak pernah selesai.
Legenda Ko Lim Chiao
Masjid ini konon dibangun pada masa pemerintahan Raja Naresuan Besar (1578-1593) dan berdasarkan kisah legendarisnya, Ko Lim Chiao, seorang gadis Tionghoa datang ke Pattani dengan perahu untuk melihat kakaknya yang menikah dengan putri Gubernur Pattani. Kakaknya dikatakan telah masuk Islam dan selama proses pembangunan Masjid Krue Se.
Karena Lim Chao gagal membawa saudaranya kembali ke kampung halamannya, setelah bersumpah untuk mencegah selesainya atap masjid, dia dikatakan gantung diri di pohon dekat masjid dan saudaranya dimakamkan di tempat yang sama. Namun kisah legenda tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.
Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga digunakan sebagai pusat administrasi urusan Islam dan pusat studi ilmu agama. Masjid ini dikenang dengan sejarah pahit perlakuan penguasa pada kaum Muslim di negeri ini.
Pembantaian Muslim
Pada tanggal 28 April 2004, terjadi sebuah peristiwa yang menyentuh hati umat Islam di seluruh dunia. Peristiwa berdarah itu terjadi saat masyarakat selesai melaksanakan salat wajib. Tiba-tiba jamaah dikepung oleh tentara Siam (Thailand).
Jamaah tidak diperbolehkan keluar dalam waktu yang lama hingga penembakan dimulai. Bahkan, bom dijatuhkan melalui bagian atas kubah masjid menggunakan helikopter.
Tanpa ampun rakyat dibunuh sedemikian rupa. Kejadian ini cukup menggambarkan kebrutalan militer dan pemerintah Thailand saat itu yang merenggut nyawa 108 orang tua dan anak-anak muda tak berdosa.
Kenangan pahit ini tidak akan hilang di hati masyarakat Patani hingga hari ini. Mereka kehilangan kerabat dalam sekejap mata dan beberapa menderita cacat permanen akibat peristiwa brutal tersebut.
Sebagai tanda kebrutalan militer Thailand, sampai hari ini, bekas-bekas tembakan militer dibiarkan seperti apa adanya. Saat ini, Masjid Kerisik tidak hanya menjadi tempat shalat, tetapi juga sering menjadi tempat yang dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri.
3. Masjid Jami’ Pattani: Lambang Persatuan Thailand
Masjid terbesar di kota Pattani yang menjadi pusat kegiatan komunitas muslim Pattani. Masjid ini dikatakan sebagai yang terindah di Thailand.
Dibangun pada tahun 1954 dan selesai pada tahun 1963 dengan arsitektur yang dipengaruhi oleh Arabia.Kolam yang dilengkapi dengan monumen berbentuk kubah dibangun di tengah halaman untuk mendapatkan suasana Taj Mahal.
Biaya konstruksi sangat besar dan dapat menampung hingga tiga ribu peziarah sekaligus. Menjadi fokus jemaah di Pattani untuk beribadah dan memperdalam ilmu agamanya.
Mengingat Pattani bersama empat provinsi selatan lainnya merupakan provinsi dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Pemerintah Thailand menilai masuk akal untuk membangun masjid besar di lima provinsi tersebut. Masjid Jami’ Pattani pertama kali dibangun pada tahun 1954 dan membutuhkan waktu sembilan tahun untuk menyelesaikannya.
Setelah selesai pada tahun 1963, Perdana Menteri Thailand saat itu hadir dan meresmikan peresmian masjid. Masjid tersebut kemudian resmi diserahkan kepada masyarakat Pattani dan diberi nama Masjid Jami’ Pattani.
Dijuluki ‘Taj Mahal Thailand’
Karena arsitekturnya yang unik dan menyerupai arsitektur Taj Mahal di India, bangunan masjid ini disebut sebagai ‘Taj Mahal Thailand’.
Masjid ini memiliki kubah besar selain beberapa kubah kecil yang mengelilingi kubah utama. Semua kubah ini diwarnai dengan warna hijau tua. Ini memiliki empat menara di empat sudut masjid. Pada awal pembangunan masjid ini, hanya ada dua menara.
Kedua menara ini telah digunakan sebagai menara gendang dengan gedang ditempatkan di bagian atas menara. Saat waktu salat, bedug akan ditabuh di puncak menara masjid.
Sekarang, budaya ini telah menghilang dan digantikan oleh penggunaan pengeras suara. Di depan pintu masjid terdapat kolam yang agak besar, memperlihatkan pantulan air masjid ini di dalam kolam pada siang hari.
Diperbaiki Raja Thailand
Pada tanggal 12 Oktober 1993, Raja Thailand dan ratunya setuju untuk mengunjungi masyarakat Pattani. Raja Thailand ingin bertemu dengan para pemimpin lokal dan umat beragama di masjid ini.
Dalam pertemuan itu, Raja Thailand sempat meminta Menteri Pendidikan Thailand yang juga mendampinginya saat itu, untuk memperbaiki gedung Masjid Jami’ Pattani.
Menteri Pendidikan Thailand kemudian membuat rencana untuk merenovasi masjid sebagai proyek bersamaan dengan perayaan ulang tahun emas pemerintahan Raja Thailand. Proyek pemugaran yang dilakukan meliputi perluasan mushola serta penambahan dua menara adzan baru.
Masjid agung ini telah menjadi identitas keagamaan bagi mayoritas penduduk Muslim di Thailand Selatan. Pembangunannya bertujuan untuk menjadikan masjid ini sebagai masjid utama umat Islam di Thailand.
Dapat dikatakan bahwa Masjid Jami’ Pattani juga berfungsi sebagai Masjid Nasional Thailand. Arsitektur masjid ini jelas menunjukkan pengaruh Islam yang telah mapan di Thailand Selatan dari zaman dahulu hingga sekarang.*