Sambungan halaman 1
Konflik Palestina adalah perebutan wilayah dan tanah?
Salah seorang pejuang kemerdekaan dan pendiri bangsa, Mohammad Natsir menulis satu buku berjudul “Masalah Palestina”. Buku yang terbit pada tahun 1970 ini memuat pemikiran-pemikiran M. Natsir tentang masalah Palestina di antaranya; Sejarah kaum Yahudi menduduki Palestina, peperangan Arab-’Israel’ yang dimenangkan ‘Israel’, sejarah gerakan Zionis. Menurut Natsir, Palestina adalah masalah kaum Muslimin, hakekat masalah Palestina, kondisi negara-negara di sekitar Palestina, dan harapannya untuk Palestina ke depan.
“Masalahnya bukan semata-mata ingin memiliki sepotong tanah, karena tanah lain masih banyak bahkan lebih luas dan subur dari Palestina. Akan tetapi ini adalah unsur agama,” kata M Natsir.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika, M Natsir pernah menyampaikan, ”Palestina adalah soal Islam dan soal umat. Kita harus melihat bahwa soal Palestina itu bukanlah soal lokal, bukanlah soal orang Arab, bukanlah semata-mata soal teritorial, tetapi adalah soal Islam dan umat Islam seluruhnya.” (Masalah Palestina, 1971).
Mengapa sekarang banyak Yahudi Pesek (orang Indonesia menjadi pembela ‘Israel’?)
Setiap zaman selalu ada kelompok yang aneh, menyelisihi maenstream. Sebelum Perang Dunia II, banyak orang Indonesia terpelajar lebih memilih jadi pegawai kolonial Hindia Belanda. Mereka merasa mapan dengan menjadi pegawai kolonial Hindia Belanda. Karena ada jaminan rutinitas penghasilan, kemapanan, dan keamanan finansial.
Bahkan di kalangan keluarga raja-raja atau pemuka masyarakat, ada yang memilih dekat dengan Pemerintah Belanda, mereka tidak memilih perang atau melawan penjajah.
Setelah Indonesia merdeka, banyak dari mereka masih setia kepada Kerajaan Belanda dengan bergabung dengan Nederlands Indie Civil Administration (NICA). Golongan berikutnya adalah orang-orang pribumi yang menjadi militer kolonial dalam Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger (KNIL). Golongan terakhir adalah pihak swasta pro kolonial, yang biasanya bekerja di perusahaan atau jadi pedagang. Seringkali, kaum swasta ini menjadi mata dan telinga bagi intel Belanda yang disebut Nederlands Force Intelligence Service (NEFIS). (Tirto, di artikel “Orang-orang Indonesia di Kubu NICA”).
Bahkan seratus tahun lalu, ada ulama yang mengeluarkan fatwa sesat, khawarij dan wajib diperangi kepada Syeikh Umar Mukhtar. Fatwa tersebut dikeluarkan untuk menyokong penjajahan diktator fasis Italia Benito Mussolini.
Kenyataanya Yahudi sangat kuat, kenapa tidak berdamai saja?
Saya sangat berharap ulil absar (orang-orang yang berakal) dari umat Islam di seluruh dunia (Timur dan Barat) membaca kembali ayat kedua Surat al-Hasyr dan mempelajari dan mengulangi penelitian mereka yang Allah SWT katakan;
هو الذي أخرج الذين كفروا من أهل الكتاب من ديارهم لأول الحشر ما ظننتم أن يخرجوا وظنوا أنهم مانعتهم حصونهم من الله فأتاهم الله من حيث لم يحتسبوا وقذف في قلوبهم الرعب يخربون بيوتهم بأيديهم وأيدي المؤمنين فاعتبروا يا أولي الأبصار
“Dialah yang mengusir orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari rumah mereka ketika mereka berkumpul untuk pertama kalinya untuk melawan Rasulullah. Kamu (hai Muslim) tidak berpikir bahwa mereka akan keluar (karena besarnya jumlah mereka). jumlah dan pertahanan yang kuat) dan mereka mengira bahwa benteng mereka akan menahan mereka dan melindungi mereka dari Allah, jadi Dia mengirim mereka dari arah yang tidak terlintas dalam pikiran mereka, dan menimbulkan ketakutan atas mereka. Dalam hati mereka, mereka menghancurkan rumah mereka dengan tangan mereka sendiri, sedangkan tangan orang-orang yang beriman melakukannya dari luar. Jadi bertobatlah dan perhatikan (darinya). Wahai orang-orang yang memahami dan berwawasan.”
Bagi siapa saja yang masih skeptis tentang segera terjadinya kehancuran Zionis, saya berharap mereka dapat membandingkan apa yang terjadi pada orang-orang Yahudi di Madinah al-Munawwarah di masa Nabi Muhammad ﷺ dengan kenyataan yang terjadi saat ini.
هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِن دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ
“Dialah yang mengusir orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dari rumah mereka ketika mereka berkumpul untuk pertama kalinya untuk melawan Rasulullah ﷺ.”
Ayat ini membahas tentang orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah al-Munawwarah pada masa Nabi ﷺ. Mereka memiliki kekuatan dan kekuatan. Dibandingkan dengan kenyataan hari ini, orang-orang Yahudi memiliki kekuatan dan kekuasaan sejak 73 tahun mereka menjajah tanah suci Palestina bahkan mereka membawa kerusakan dan kesombongan yang besar seperti yang dinyatakan Allah SWT di awal surat al-Isra ‘. (Seruan Putra-putri Muslim yang Berwawasan, dalam Menyikapi Realitas Komtemporer Dunia Islam, Prof Dr Abdul Fattah El-Awaisi, 16 Mei 2021).
Sebagaimana janji Allah, maka kelak Allah menimpakan (azab-Nya) kepada mereka dari arah yang tidak terlintas dalam fikiran mereka,
- وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ
Allah campakkan perasaan cemas takut ke dalam hati-hati mereka,
- يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُم بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ
Mereka membinasakan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri (dari dalam) s ambil tangan orang-orang yang beriman (yang mengepung mereka berbuat demikian daripada luar). (QS: al Hasyr: 2-3).
Maka insaflah dan ambillah pelajaran (dari peristiwa itu) wahai orang-orang yang berakal fikiran serta celik mata hatinya.
Syam negeri diberkahi, tapi kenapa banyak konflik?
Sampai kapapunpun Negeri Syam akan tetap diberkahi, sebagaimana banyak janji Allah dalam Al-Quran. Bukan sesuatu yang sulit jika Allah berkehendak untuk meratakan dan membumi-hanguskan ‘Israel’ dalam waktu sekejab. Sebab kekuasaan Allah tidak terbatas, semua yang ada di bumi dan di langit. Namun beginilah cara Allah menguji dan memilih hamba-hamba-Nya. Termasuk yang terpilih syahid di tanah yang diberkahi-Nya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Allah membiarkan zionis-Yahudi membantai bangsa Palestina , kenapa tidak seperti kaum-kaum sebelumnya yang dengan mudah dihabisi oleh Allah seperti kaum Nabi Nuh, Syu’aib, dsb? Hanya Allah yang tahu. Boleh jadi Allah sengaja membiarkan kaum Yahudi eksis untuk melihat bagaimana sikap dan posisi kita. Demikizanlah Allah pun memisahkan mana yang benar-benar berjuang/berjihad di jalan-Nya, dan mana yang nifaq. Di mana posisi kita dalam situasi seperti ini? Tanyakankan pada diri kita masing-masing.
Israel adalah realitas politik yang tidak bisa dihindari, jadi perlu solusi Dua Negara merdeka?
Kalau misalnya penjajah Belanda datang lagi ke Indonesia, terus tiba-tiba mereka mengundang imigran dari seluruh penjuru dunia, mengapling tanah kita (dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dll), dan semua negara diam, sampai-sampai pribumi terdesak menjadi pengungsi di negeri orang, apa sikap kita?
Tiba-tiba, keluarga kita –yang awalnya dari Jakarta-Bandung (atau sebaliknya)—bisa naik motor, bus atau angkot dengan mudah, tiba-tiba dibatasi tembok apartheid, sejak itu mereka berpisah selamanya. Kira-kira apakah kita diam?
Tidak hanya itu, tiba-tiba Belanda menambah kesengaraan, selama 13 tahun, penjajah memblokade Bandung dari darat, laut, udara, melarang warganya pergi ke Jakarta, melarang mengunjungi Masjid Istiqlal. Satu-satunya penyebrangan yang bisa berhubungan dengan dunia luar, melalui penyebrangan Batam-Malaysia, tapi ditutup juga, karena Malaysia berpihak Belanda. Tiba-tiba, Negara-negara besar berkumpul mengkapling tanah Indonesia menjadi dua bagian (istilahnya keren, Two State Solution/Solusi Dua Negara), satu untuk Belanda, satu untuk Indonesia. Kira-kira kita akan angkat senjata atau duduk manis? Begitulah di Palestina yang terjajah. {}
Download PDF >> FAQ: Pertanyan-pertanyaan yang Sering Muncul Soal Palestina