Hidayatullah.com– Sekitar 20 sampai 30 persen anak di Turki dibesarkan oleh orangtua toksik, sehingga mereka rentan mengalami depresi, kata seorang psikolog.
Dr. Ayşe Su Kocayörük akademisi dari jurusan psikologi di Istanbul Arel University menegaskan bahwa setengah dari kasus-kasus depresi berakar dari pengalaman traumatik semasa kanak-kanak yang disebabkan oleh orangtua toksik, lansir Hurriyet Daily News Selasa (7/5/2024).
Menyatakan bahwa 20 sampai 30 persen anak Turki dibesarkan oleh orangtua toksik, Dr. Kocayörük mengindikasikan depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan paling umum di negara itu.
Dr. Kocayörük menggambarkan pola asuh toksik seperti lingkaran setan.
“Orangtua semacam itu seringkali berasal dari keluarga toksik pula. Keadaan ini berdampak pada anak-anak mereka dan hubungan mereka di kemudian hari dalam hidupnya. Ini ditularkan dari generasi ke generasi.”
Beberapa sikap atau perilaku orangtua terhadap anak yang termasuk toksik antara lain sikap yang meremehkan, tanggapan negatif, rewel, melampaui batas, dan memandang anak sebagai perpanjangan tangan mereka sendiri dan bukan sebagai individu.
Dr. Kocayörük menegaskan bahwa seringkali sikap toksik itu muncul disebabkan dulu ketika masa kanak-kanak orangtua bersangkutan juga mengalami pola asuh toksik serupa.
Dr. Kocayörük menyarankan adanya terapi dan kesadaran akan dampak buruk pola asuh toksik guna membantu keluarga-keluarga menciptakan lingkungan yang baik untuk anak-anaknya dan generasi mendatang.*