Siapa di balik pembunuhan Amina Okueva, Muslimah mantan sniper Chechnya? Belum ada yang mengaku bertanggung jawab. Banyak dugaan mengarah pada intelijen Rusia, kubu Chechnya Ramzan Kadyrov dan pihak Ukraina
Hidayatullah.com | INVASI RUSIA ke Ukraina telah berlangsung hampir tiga minggu ini. Serangan yang dimulai pada 24 Februari 2022, ke salah satu negara tetangganya di sebelah barat daya ini menandakan peristiwa penting dalam perang Rusia-Ukraina yang dimulai tahun 2014.
Di saat perang sedang berlangsung, tiba-tiba berbagai media sosial memunculkan kembali kisah seorang penembak jitu (sniper) muslimah Amina Okueva, yang ditembak orang suruhan Rusia tahun 2017.
Siapakah Amina Okueva?
Amina Okueva, atau Natalia Nikiforova, lahir di Odesa pada 1983 dan berkewarganegaraan Ukraina. Amina lahir sebagai anak tunggal di Odessa pada tahun 1983 dari ayahnu yang asli Chechnya dan ibu Polandia dari Kaukasus Utara. Bersama keluarganya, ia sempat tinggal di Moskow dan Chechnya dan pada akhir 1990-an.
Ibekerja sebagai model di ibu kota Rusia. Ia lalu kembali ke Ukraina pada tahun 2003.
Ketika Perang Chechnya Kedua meletus tahun 1999, Amina sedang berada di Chechnya. Setahun kemudian, dia menikah dengan seorang tentara bernama Isa Mustafinov dan menyatakan memeluk Islam, mengubah nama sebelumnya Anastasia menjadi Amina dan berpihak pada Chechnya.
Pasangan itu memiliki seorang putra bernama Shamil. Mustafinov meninggal dalam perang, dan Amina menikah yang kedua dengan Islam Tukhashev, dan nama resminya saat itu menjadi Okueve.
Mereka pindah ke Odesa pada tahun 2003, di mana Okueva melanjutkan untuk belajar di fakultas kedokteran. “Sejujurnya, saat itu Anda bahkan tidak bisa hidup damai di Moskow, apalagi di Kaukasus,” kata Okueva dalam wawancara dengan Radio Svoboda pada 5 September 2014.
“Anda harus menghancurkan kepribadian Anda sepenuhnya: memungkiri agama Anda dan sikap sosial, menjadi satu dengan kerumunan. Dan jika Anda memiliki semacam individualitas, beberapa pandangan, sistem Putin akan melakukan segalanya untuk meruntuhkan dan menghancurkan Anda. Ada xenophobia, persekusi agama dan sebagainya,” katanya kala itu.
Setelah lulus dari Universitas Kedokteran Nasional Odesa, Okueva bekerja sebagai dokter magang di departemen bedah umum rumah sakit setempat.
Euromaidan dan Perang
Pada musim dingin 2013-2014, ketika marak aksi demonstrasi Euromaidan pecah di Kyiv, Amina ikuti terlibat merawat para pengunjuk rasa di salah satu tenda medis. Dan ketika demonstrasi berubah menjadi kekerasan di Jalan Hrushevsky, dia ada di sana bersama “Afghan Hundred,” sebuah kelompok aktivis Euromaidan yang terdiri dari para veteran perang Afghanistan.
Mulai tahun 2014, Amina bertempur sebagai bagian dari batalion sukarelawan Kyiv-2 melawan pemberontak bersenjata Republik Rakyat Luhansk dan Donetsk yang di Ukraina timur. Dia juga menjabat sebagai sekretaris pers untuk Batalyon Penjaga Perdamaian Internasional Dhozkhar Dudaev.
Pada bulan Juni 2014, Amina muncul di acara talkshow Ukraina, Shuster Live, di mana dia mengatakan bahwa ada banyak orang di seluruh dunia yang bersedia berperang melawan imperialisme Rusia. “Mereka siap mendukung Ukraina sebagai bagian dari batalion penjaga perdamaian,” katanya.
“Salah satu organisasi semacam itu adalah yang saya ikuti. Organisasi itu disebut Free Caucasus. Itu didirikan oleh orang-orang yang pergi melalui perang, yang terluka selama Perang Chechnya Pertama dan kemudian bermigrasi ke luar negeri… Karena peristiwa terakhir dengan [pemimpin Chechnya pro-Kremlin Ramzan] bandit Kadyrov yang menjadi liar di wilayah Ukraina, orang-orang ini akan benar-benar ingin bergabung dengan tentara Ukraina… Kita berbicara tentang 2.000 orang yang bersedia berangkat kapan saja.”
Karir politik
Pada tahun 2014, Amina mencalonkan diri menjadi anggota parlemen di Ukraina melalui pemilihan lokal di Odesa. Keputusan untuk mencalonkannya sebagai kandidat untuk pemilihan Rada Verkhovna dibuat oleh presidium organisasi Kaukasus Bebas.
Dia mendapat dukungan dari Isa Munaev, seorang komandan militer Chechnya yang berjuang untuk kemerdekaan Republik Chechnya Ichkeria dari Rusia.
“Kami mendukung pencalonan Amina [untuk Verkhovna Rada.],” katanya pada konferensi pers di Odesa pada 23 Oktober 2014. “Saya pikir itu akan menjadi kemenangan bagi Ukraina juga. Dia benar-benar lebih Ukraina daripada Chechnya, misalnya. Jadi dukung Amina, kamu tidak akan menyesalinya.”
Di Facebook dan WordPress, sebagai bagian dari kampanye pemilunya, Amina menggunakan foto dirinya mengenakan jilbab dan memegang pistol. Poster kampanye bertuliskan “Menyelamatkan Ukraina.” Dalam seruannya kepada para pemilih, dia menggunakan retorika anti-Rusia yang menyebut Rusia sebagai “musuh jahat dan berbahaya” dengan “ambisi kekaisaran.”
Amina tidak memperoleh 50% suara yang dibutuhkan untuk menang.
Upaya pembunuhan
Pada 1 Juni 2017, Amina dan Osmaev dirawat di rumah sakit di Kyiv setelah menerima luka tembak yang serius. Menurut Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Ukraina Artem Shevchenko, itu adalah upaya pembunuhan.
“Upaya pembunuhan yang berani dan berbahaya dilakukan terhadap kehidupan patriot Ukraina dan anggota ATO Adam Osmaev dan Amina Okueva di pemukiman Podil Kyiv. Pelaku menyamar sebagai jurnalis asing yang ingin mewawancarai mereka…[Selama wawancara,] dia menembakkan senjatanya dan melukai Adam. Istrinya, untuk membela diri, melepaskan tembakan dan melukai serius si pembunuh. Keduanya mengalami luka tembak serius dan dirawat di rumah sakit. Polisi sedang bekerja di tempat kejadian. Investigasi sedang dilakukan,” tulis Shevchenko di halaman Facebook-nya.
Menurut sumber lembaga penegak hukum, Amina dan Osmaev telah “menyetujui wawancara di Jalan Kyrylivska Kyiv dengan seseorang yang menyamar sebagai jurnalis Prancis dari Le Monde.” Pria yang menyamar sebagai jurnalis mengeluarkan pistol Glock dari kotak dan menembak ke arah dada Osmaev. Amina kemudian menembak pelaku empat kali dari pistol Makarov yang diberikan kepadanya [oleh Kementerian Dalam Negeri Ukraina.]
Kemudian Amina menulis di halaman Facebook-nya bahwa “pembunuh bayaran itu ternyata orang yang licik. Dia bertanggung jawab atas beberapa pembunuhan orang Chechen, termasuk beberapa di Eropa.”
Upaya pembunuhan kedua pada 30 Oktober 2017 terbukti mematikan bagi Amina. Dia meninggal setelah mobilnya ditembaki di kota Hlevakha di luar Kyiv, dan suaminya terluka.
Penasihat Parlemen dan Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Herashchenko mengumumkan pada 31 Oktober bahwa penyelidik sedang mempertimbangkan dua versi utama pembunuhan Okueva.
“Ada dua versi utama: tindakan dinas khusus Rusia,… [dan] versi kedua adalah balas dendam pada Adam Osmaev karena [mencoba membunuh] Kadyrov,” kata anggota parlemen itu. Dia menambahkan bahwa kemungkinan ada dua pelaku sebenarnya.
Namun petugas penegak hukum dikutip laman kyivpost.com, menahan tersangka pelaku kejahatan, mengatakan bahwa DNA-nya ditemukan pada senjata yang digunakan untuk pembunuhan itu. Ini adalah Igor Redkin, penduduk asli Dagestan dan tersangka pertama dalam kasus ini.
Okueva dimakamkan di Dnipro di bagian Muslim, pemakaman Krasnopil dekat Dnieper pada 1 November 2017, di sebelah makam Isa Munayev, komandan kemerdekaan Chechnya, seperti wasiat sebelum kematiannya. (Bersambung) >halaman 2>> Siapa di balik pembunuhan Amina?