Hidayatullah.com | IKUT pengajian sambal membawa minuman keras. Tidak tanggung-tanggung, ia membawa tiga botol. Dua di saku celana depan, satunya lagi di saku belakang. Itulah kelakuannya Deni. Ia mengaku tidak enak sebenarnya, tapi sudah telanjur masuk ke dalam mejelis pengajian Abah Ali di Solo. Akhirnya ia mencoba ikut mendengarkan ceramahnya. “Tapi saya tidak paham yang disampaikan,” aku Deni jujur.
Dewa mabuk. Mungkin julukan ini cocok disematkan kepada Deni. Karena terlalu seringnya ia mabuk. Pernah ia tiga hari berturut-turut pesta miras (minuman keras). “Teman-teman sudah mabuk saya belum, makanya saya nyari teman lagi, sampai tiga hari,” katanya kepada Hidayatullah.com, beberapa waktu lalu di base campnya Abah Ali.
Tak hanya miras, Deni juga menenggak narkoba. Makanya tak jarang uangnya habis untuk membeli barang-barang haram itu. “Biasanya uang modal juga katut,” katanya. Kesehariannya, Deni bisnis jualan hand phone. “Mestinya uang hasil jualan itu saya setorkan, tapi sering terpakai untuk membeli minuman (keras).”
Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Sekuat-kuatnya Deni menenenggak miras, “loyo” juga akhirnya dia. Bagaimana kisah pertaubatan Deni, simak videonya di Youtube chanel Suara Hidayatullah dengan judul “Pertaubatan Dewa Mabuk.”*
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/