Hidayatullah.com — Filiphus Kristiani Moonik merupakan seorang lulusan Sekolah Pendeta Karismatik Merauke, Papua. Sebelum masuk Islam, lulusan sekolah pendeta itu sempat bertugas di beberapa gereja Pantekosta.
Yang aneh, dia sangat benci Islam. “Pokoknya di mata saya Islam itu biang keonaran,” katanya. Tak jarang dia bikin ulah. Misalnya, melempari masjid dengan kotoran.
Suatu kali ia berdebat jalanan dengan seorang kawan Muslim. Setiap ketemu berdebat. “Kami kawan sejak kecil, jadi bicara agama ya santai saja,” katanya. Singkatnya, dia mengaku kalah. Dengan kesatria pendeta itu kemudian bersyahadat memeluk Islam dan masuk pesantren di Magelang.
Bukan ingin menjadi Muslim yang baik. Namun sesungguhnya di dalam hatinya dia tidak terima kalah debat. Maka dia masuk pesantren belajar Islam selama tiga tahun untuk mencari titik-titik lemahnya. “Jujur, saya masuk Islam pura-pura,” katanya kepada wartawan Hidayatullah.com yang mewancarinya lewat zoom. Lalu, apa yang terjadi?
Ingin tahu kisah selengkapnya?