Hidayatullah.com–Belum genap dua minggu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangi kebijakan Imigrasi yang kontroversial. Trump benar benar mewujudkan janji kampanyenya membatasi imigran dengan atas nama perlindungan terhadap kepentingan nasional Amerika dan pemberantasan “teroris’.
Presiden Pemuda Organisasi Kerjasama Islam Dunia (OIC Youth), Tantan Taufiq Lubis mengatakan, kebijakan Presiden Trump melarang masuknya warga dari tujuh negara yang mayoritas beragama Muslim berpotensi menimbulkan konflik dan mengganggu terwujudnya perdamaian dunia. Kebijakan ini, lanjut dia, jelas mempermalukan AS sendiri sebagai negara kampiun demokrasi, negara tempat bersemainya kebebasan dan persamaan hak.
Syeikh al Qardhawi: Kebijakan Donald Trump, Bentuk Permusuhan dan Rasisme
“Kebijakan Presiden Trump akan memantik permusuhan di berbagai belahan dunia, merusakan tatanan kerukunan umat beragama dan Bukan tidak mungkin akan memancing konflik dan peperangan dalam skala yang lebih besar,” katanya dalam pesan eletronik yang diterima hidayatullah.com dari markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Senin (6/2/2017) waktu setempat.
Hal ini, menurut dia, bukti bahwa Trump memiliki kecurigaan yang berlebihan terhadap komunitas Muslim dan juga tidak menghargai norma-norma pergaulan global.
“Di saat dunia tengah getol-getolnya memberikan penghargaan terhadap nilai-nilai universal hak asasi manusia dan demokrasi, mestinya Trump melakukan penguatan terhadap nilai-nilai universal tersebut dan bukan malah meruntuhkannya,” jelas Taufiq yang kini tengah mengikuti sidang pemuda dunia di Markas PBB di New York Amerika Serikat, yang juga Ketua DPP KNPI ( Indonesia National Youth Council )
Kini yang dikhawatirkan para artis Hollywood seperti Madonna, Jennifer Lopez, Jhon Legend, Jennifer Lawrence, para Jaksa Agung Amerika, penasehat hukum Gedung Putih, Barack Obama dan Tokoh Dunia lainnya benar benar terjadi, konflik sosial dan gesekan antar umat beragama meletus di amerika, instabilitas terjadi seketika, setidaknya demonstrasi besar besaran terus menghadang rezim Trump, terjadi pembakaran mesjid di Texas, ancaman terhadap Mesjid di Seattle dan penembakan ke mesjid di Quebec yang menimbulkan Korban 6 Muslim meninggal dunia dan puluhan lainnya terlibat pada saat Muslim tengah melakukan sholat Isya’.
Lima Orang Meninggal dalam Penembakan Jamaah Shalat di Masjid Kota Quebec
“Melihat kondisi perdamaian dunia yang kian terancam, kerukunan umat beragama yang tercabik dan tatanan etika pergaulan global yang mulai bergeser, kemudian semakin banyaknya tempat beribadah diteror, korban tak berdosa dari kalangan sipil Muslim,” ujar Taufiq yang juga Ketua Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (Indonesia National Youth Council) ini.
Berikut pernyataan sikap Youth on Organization of Islamic Cooperation (OIC Youth):
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
- Mendesak Presiden Donald Trump untuk menghentikan kebijakan diskriminatif secara permanen
- Mengecam keras serangan terror mematikan terhadap Masjid di Quebecdan pembakaran Masjid di Texas.
- Mengapresiasi respons cepat Perdana Menteri Trudeau yg dengan tegas dan berani menyatakan “serangan ke Masjid Quebec sebagai teror terhadap muslim”.
- Mendesak agar pemerintah AS dan Kanada mengambil langkah-langkah strategis untuk menjamin keamanan Masjid dan umat Islam yang ibadah di dalamnya.
- Menghimbau Presiden Donald Trump dan pemimpin dunia lainnya agar bersama-sama mewujudkan kondusifitas ruang global, perdamaian dunia dengan mengeluarkan kebijakan dan pernyataan yang bijaksana
Pernyataan sikap ini lahir sebagai wujud kepedulian kami para pegiat pembangunan dunia kepemudaan Islam terhadap perdamaian abadi dunia, keseimbangan global dan penghormatan terhadap tatanan Etika pergaulan Dunia yang menjunjung tinggi nilai nilai universal hak asasi manusia Dan demokrasi.*/Siraj el-Manadhy