Hidayatullah.com–Hancurnya kelompok ISIS dapat menuntun pada “kekaisaran radikal Iran,” mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Henry Kissinger memperingatkan.
Mantan diplomat senior berumur 94 tahun membuat pernyataan itu dalam sebuah artikel berjudul ‘Chaos and order in a changing world’.
“Dalam keadaan seperti ini, pepatah tradisional yang mengatakan musuh dari musuhmu dapat dianggap sebagai temanmu tidak lagi berlaku. Di Timur Tengah jaman sekarang, musuh dari musuhmu mungkin juga musuhmu,” tulis dia dalam artikel yang dipublikasikan di CapX.
Baca: Pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdadi Dipercai Tewas oleh Serangan Rusia
“Timur Tengah mempengaruhi dunia dengan volatilitas ideologinya seperti juga tindakan spesifiknya.
“Perang dunia luar dengan ISIS dapat menjadi ilustrasi. Kebanyakan kekuatan non-ISIS (termasuk Syiah Iran dan negara-negara Sunni) setuju perlunya menghancurkan kelompok itu. Tetapi entitas mana yang akan mewarisi wilayahnya? Koalisi Sunni? Atau pengaruh Iran?” dia bertanya.
“Jawabannya sulit diketahui karena Rusia dan negara-negara NATO mendukung faksi yang berbeda. Jika wilayah ISIS diduduki oleh Garda Revolusi Iran atau pasukan terlatih Syiah dan dipimpin olehnya, hasilnya dapat menjadi sebuah jalur teritorial yang memanjang dari Teheran ke Beirut, yang bisa menandai kemunculan sebuah kekaisaran radikal Iran,” Kissinger dikutip Alarabi.
Baca: Pasukan Popular Mobilization Force Iraq Menuju Aleepo dukung Bashar
Iran telah memiliki pengaruh besar di beberapa konflik di sepanjang wilayah.
Di Iraq, Popular Mobilisation Forces (lebih dikenal al-Hashed al-Shaabi) secara finansial dan militer didukung oleh Teheran dalam perang melawan ISIS.
Sementara di Suriah, Iran memihak rezim Bashar al-Assad dalam memerangi rakyatnya.*