Hidayatullah.com–Mantan perdana menteri Mesir Ahmed Shafiq, hari Rabu (29/11/2017), akan kembali ke Kairo dalam beberapa hari dan berniat mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan bersaing melawan Presiden Abdul Fattah al Sisi.
“Saya bisa mengkonfirmasikan ia akan berjalan,” kata salah satu asisten Shafiq yang pernah sempat menjadi perdana menteri di era Hosni Mubarak (Husni Mubarak), tetapi meninggalkan negara tahun 2012 menuju Uni Emirat Arab (UAE).
Shafiq pernah bersaing dengan Ketua Liga Arab Amr Mussa, Abdul Moneim Aboul Fotouh dan Mohammad Mursi dalam persaingan merebut kepemimpinan Mesir tahun 2012.
Baca: Mayoritas Kristen Pilih Ahmad Syafiq daripada Pilih Ikhwan
Pencalonan Shafiq kala itu menimbulkan kemarahan publik karena dianggapnya sebagai kroni Mubarak.
Shafiq kemudian mengatakan kepada saluran televisi Aljazeera bahwa Uni Emirat Arab, negara sekutu dekat Mesir di mana ia sekarang tinggal, melarangnya meninggalkan negara itu.
Ia sebelumnya meninggalkan Mesir dan pergi ke Dubai, Uni Emirat Arab, usai kalah dalam Pilpres Mesir 2012. Pengacara Shafiq mengatakan, kepergiannya ke Dubai ditujukan karena alasan keamanan di Mesir. Shafiq juga khawatir mereka akan dihakimi oleh warga Mesir.
Dugaan korupsi Shafiq sebelumnya diumumkan oleh Pemimpin Partai al-Wasat, Essam Sultan. Sultan menuding Shafiq menyalahgunakan jabatannya saat menjabat sebagai Komandan Angkatan Udara Mesir. Shafiq menjual tanah yang dimiliki Asosiasi Pilot Tempur Muda ke putra-putra Mubarak dengan harga yang sangat rendah.
Namun ia menepis tuduhan itu dan mengklaim, Sultan dibayar partai pesaingnya untuk menjadi informan.*