Hidayatullah.com—Jens Spahn, politisi Partai Kristen Demokrat (CDU) yang dicalonkan sebagai menteri kesehatan dalam pemerintahan Jerman yang akan datang, membela keputusan bank makanan menolak orang asing.
Dalam wawancara hari Sabtu (10/3/2018) dengan kelompok media Funke, Spahn mengatakan bahwa orang-orang muda yang mengantri di luar sebuah bank makanan kecil di kota Essen kelihatan “sangat berani dan kuat, sementara orang-orang tua dan orangtua tunggal tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendapat makanan.”
Oleh karena itu, menurut Spahn, keputusan pengelola bank makanan setempat yang menolak pendaftaran orang asing adalah benar.
Bulan lalu, bank makanan Tafel di kota Essen menjadi sorotan dan pusat perdebatan perihal xenofobia, kemiskinan dan migrasi, setelah menolak mengeluarkan kartu anggota bagi orang asing.
Jorg Sartor, ketua bank makanan Tafel Essen, mengatakan pihaknya mengubah peraturan karena sekitar 75 persen dari 6.000 orang yang mengambil makanan gratis di kota itu adalah orang asing dan migran. Orang-orang tua dan orangtua tunggal (warga Jerman) akibatnya tersingkir dan tidak kebagian makanan.
Spahn berpendapat perdebatan seputar bank makanan Tafel belakangan ini sudah berlebihan, karena peraturan perundangan di Jerman soal sistem sosial dasar merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Sementara sistem kesejahteraan rakyat di Jerman, yang dikenal dengan Hartz IV, mengalami beberapa kali pemangkasan beberapa tahun terakhir, Spahn bersikukuh sistem itu akan terus dikaji dan disesuaikan di bawah pemerintahan yang baru. “Setiap orang dengan demikian akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,” kata calon menteri kesehatan itu seperti dilansir DW.*