Hidayatullah.com–Pemerintah Papua New Guinea (PNG) mendapat sorotan tajam berkaitan dengan impor 40 mobil mewah Maserati dari Italia, yang katanya akan dipergunakan dalam konferensi tingkat tinggi Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC).
Sedan-sedan Quattroporte itu, yang masing-masing berharga lebih dari $100.000, akan dipergunakan oleh para pemimpin negara asing, lapor BBC Jumat (12/10/2018).
Menteri Apec Justin Tkatchenko mengatakan bahwa mobil-mobil itu, yang dapat melaju hingga 240 km/jam, sesuai standar kendaraan yang biasa dipakai dalam KTT APEC.
Foto-foto yang menunjukkan kedatangan puluhan mobil mewah di Bandara Port Moresby dengan pesawat sewaan itu disebarkan meluas lewat media sosial. Hal tersebut memicu kekhawatiran rakyat atas uang pembayar pajak yang dihambur-hamburkan oleh pemerintah untuk membeli mobil mewah.
Fasilitas jalan raya di negara yang berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia di Papua itu tergolong jelek, kendaraan hanya dapat dipacu paling cepat 80 km/jam. Sedangkan jalan-jalan lainnya merupakan jalan di pegunungan yang berkelak-kelok dan naik-turun, yang sering kali membutuhkan kendaraan 4wd untuk melewatinya.
Tkatchenko kepada koran Australia mengatakan bahwa sebagian dari uang pembelian mobil-mobil mewah itu sudah dibayarkan oleh pemerintah. Dia tidak mengungkap berapa banyak uang yang sudah dikeluarkan pemerintah, dan siapa yang akan membeli mobil-mobil mewah itu usai KTT APEC.
PM Peter O’Neill bersikukuh negaranya tidak akan “kehabisan duit” dengan pembelian tersebut.
PNG adalah salah satu negara anggota APEC yang paling miskin, di mana 40% penduduknya hanya memiliki pendapatan kurang dari 1USD setiap hari, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Dan semua ini dilakukan ketika penyakit menular seperti polio, TB dan malaria kembali mewabah di negeri ini, gaji guru-guru sekolah belum dibayar dan 8 juta rakyat terancam masuk jurang kemiskinan,” protes Keith Jakson, seorang blogger soal isu-isu seputar PNG, ketika diwawancarai BBC.
Sebelumnya pada tahun 2015, pabrikan mobil mewah BMW mensponsori lebih dari 200 kendaraan untuk dipakai dalam KTT APEC di Filipina. Usai KTT, kendaraan tersebut dijual ke publik.*