Hidayatullah.com—Seorang kolonel Austria sedang diperiksa dengan tuduhan menjadi mata-mata bagi Rusia, kata para pejabat Austria.
Tersangka berusia 70 tahun itu, yang baru saja pensiun, dikabarkan menjadi mata-mata untuk Rusia sejak tahun 1990-an sampai tahun ini.
Menteri Luar Negeri Austria Karin Kneissl sudah membatalkan rencana kunjungannya ke Rusia bulan Desember menyusul masalah ini, lapor BBC (9/11/2018).
Sampai saat ini, Austria dipandang sebagai satu dari segelintir sekutu Rusia di Uni Eropa. Presiden Vladimir Putin bulan Agustus bahkan menghadiri pernikahan Kneissl
Uni Eropa menjatuhkan serangkaian sanksi atas Rusia terkait aneksasinya pada 2014 di Krimea dan dukungannya terhadap separatis di bagian timur Ukraina, serta peracunan bekas mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Inggris pada bulan Maret.
Namun, tidak seperti kebanyakan negara anggota Uni Eropa lainnya, Austria memutuskan tidak mengusir diplomat-diplomat Rusia berkaitan dengan kasus Skripal.
Hubungan Austria dengan Rusia menjadi sorotan sejak partai kanan-jauh Partai Kebebasan (FPO) bergabung dengan pemerintahan Austria saat ini tahun lalu. FPO memiliki “pakta kerja sama” dengan partai penguasa Rusia Bersatu.
Menteri Pertahanan Austria Mario Kunasek mengatakan bahwa kasus spionase itu terungkap beberapa pekan lalu dengan bantuan dari dinas intelijen negara Eropa lain.
Identitas tersangka belum dipublikasikan.
Meskipun demikian, media Austria menyebutkan bahwa orang itu adalah pensiunan tentara berpangkat kolonel yang bertugas di pusat komando negara bagian Salzburg. Kolonel ttu dibayar 300.000 euro atas informasi yang diberikannya ke Rusia. Kremlin kabarnya tertarik dengan rahasia yang berkaitan dengan angkatan udara, sistem artileri dan para pejabat tinggi militer Austria.*