Hidayatullah.com—Seorang warga Amerika asal Rusia bekas anggota kontra intelijen Uni Soviet yang beralih profesi menjadi pelobi mengatakan dirinya ikut hadir dalam pertemuan tahun 2016 antara putra tertua Donald Trump dengan orang dari Rusia, sehingga memperkuat dugaan adanya konspirasi Trump-Rusia dalam pemilu presiden Amerika Serikat tahun lalu.
Donald Trump Junior sebelumnya hanya mengakui keberadaan wanita pengacara asal Rusia, Natalia Veselnitskaya.
Akan tetapi, Rinat Akhmetsin, bekas anggota intelijen Soviet itu, mengatakan kepada media di Amerika Serikat bahwa dirinya juga hadir dalam pertemuan Trump Jr dengan Veselnitskaya, lapor Euronews Sabtu (15/7/2017).
Ketua House of Representatives Minority, Nancy Pelocy, menyeru pembentukan komisi independen untuk menyelidiki maslaah itu. “Penting bagi kita untuk melihat semua komunikasi elektronik, baik itu pesan langsung, Twitter, email, SMS atau apapun bentuknya, dari anggota-anggota keluarga Trump dan dalam lingkungan pemerintahan Trump,” ujarnya politisi senior Partai Demokrat itu.
Kehebohan masalah ini terungkap setelah Trump Jr mengatakan bahwa dia dan sejumlah orang dekat ayahnya bertemu dengan Veselnitskaya di gedung Trump Tower.
Pria berusia 39 tahun itu menolak membeberkan informasi seputar pertemuan itu, dan mengklaimnya hanya sebagai pertemuan biasa yang berlangsung singkat, buang waktu sekitar 20 menit.
Pertemuan yang berlangsung pada 9 Juni 2016 itu menurut laporan The New York Times dijembatani oleh Rob Goldstone, agen musik asal Inggris yang mempopulerkan artis Rusia Emin Agalarov.
Dalam sebuah email yang ditampilkan lewat Twitter oleh Trump Jr, Goldstone menjanjikan bahwa Veselnitskaya, yang disebut Goldstone sebagai pengacara pemerintah Rusia, akan memberikan informasi berupa keborokan calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Akhmetshin kepada Associated Press mengatakan bahwa Veselnitskaya berkata kepada Trump Jr bahwa dia memiliki informasi terperinci perihal kemungkinan aliran uang haram ke kas pengurus pusat Partai Demokrat.*