Hidayatullah.com–Belajar dari sejarah pembebasan Baitul Maqdis yang pernah dilakukan Nabi Yusya’ bin Nun, Khalifatur Rasul Abu Bakr Ash-Shiddiq, Amirul Mu’minin ‘Umar ibnul Khattab, dan Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi serta belajar dari berbagai kegagalan resolusi-resolusi PBB sebelumnya terhadap negara palsu Israel, hampir tak tersisa alasan bagi akal sehat untuk mempercayai apapun yang dihasilkan oleh PBB.
Semua hanyalah permainan mereka untuk menipu dan mempermainkan kita kaum Muslimin. Wallahu a’lam.
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”.
Kita menghargai usaha diplomasi saudara-saudara Muslimin kita Turki yang mendesak agar Majelis Umum PBB menganulir keputusan Amerika Serikat, serta negara-negara yang mendukung resolusi tersebut. Tapi kita tak mau terperosok di lubang yang sama berkali-kali.
Allah Subhanahu wa Taala mengingatkan kita dalam surah Al-Maidah (5) ayat 82:
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدٰوَةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَّوَدَّةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا الَّذِينَ قَالُوٓا إِنَّا نَصٰرٰى ۚ ذٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
“Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.”
Ibu Kota Tauhid
Lagipula, sepatutnya kita membentuk opini ummat bahwa Baitul Maqdis merupakan ibukota Tauhid, yang merupakan markaz da’wah Tauhid para nabi dan rasul Allah selama ribuan tahun.
Di masa depan, sesuai Nubuwwah Rasulullah ﷺ memang kelak ketika Khilafah ‘ala Minhaj An-Nubuwwah tegak dipimpin Al-Mahdi, maka Baitul Maqdis akan menjadi Ibu Kota Khilafah kita. InsyaAllah.
Kalau kita menekankan bahwa Baitul-Maqdis adalah Ibu Kota Palestina, berarti sadar ataupun tidak sadar kita menyerahkan perjuangan melawan Yahudi laknatullah ‘alaihim hanya kepada satu bangsa tertentu.
Padahal, melawan Yahudi adalah kewajiban segenap kaum Muslimin terlepas dari apapun suku atau bangsanya.
Perhatikan baik-baik pesan Rasulullah Shalallahu ‘alayhi wa sallam berikut ini:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
“Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi lalu kaum Muslimin membunuh mereka hingga orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, batu atau pohon berkata, ‘Hai Muslim, hai hamba Allah, ini orang Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia,’ kecuali pohon gharqad, ia adalah pohon Yahudi’.” (HR Muslim 5203 Shahih)
Batu dan pohon saat itu berbicara dan memanggil: “Hai Muslim, hai hamba Allah”….
Tidak ada panggilan: “Hai orang Palestina, hai orang Indonesia”. Wallahu a’lam.
اللهم اجعلنا من جيش المهدي الذين آخذوا احدى الحسنيين عش كريما أو مت شهيدا
“Ya Allah, jadikan kami semua bagian dari pasukan Al-Mahdi yang memperoleh satu dari dua kebaikan: hidup mulia di bawah naungan syari’at-Mu atau mati syahid di jalan-Mu….”
اللهم إني أسألك رزق الهجرة و الجهاد في سبيل الله
“Ya Allah, sungguh kami semua memohon kepadaMu rizqi ber-hijrah dan ber-jihad di jalan-Mu…”
اللهم ارزقنا فرصةَ الجهاد و الموت في سبيلك
“Ya اللّهُ karuniakanlah kepada seluruh kaum Muslimin peluang berjihad dan mati di jalan-Mu…” /(TIM Sahabat Al-Aqsha)