Hidayatullah.com–Pernyataan Syeikh Akef ini disampaikan dalam wawancara dengan koran Al-Hayat, Jum’at malam, kemarin. Akef mengatakan, pemerintahan Mesir sebagai sumber ketegangan karena terus memerintah pihak keaman untuk terus mengawasi anggotanya.
“Kami selalu memberitahu mereka bahwa fail kami sepatutnya dipegang rejim politik.
“Jika mereka mahu mencapai kesepahaman dengan kami, baguslah, tapi kami tidak akan memaksa siapa saja pihak yang akan berunding dengan kami,” katanya.
Akef terpilih menjadi pemimpin tertinggi pergerakan itu Rabu lalu selepas meninggalnya Maamoun al-Hudeibi, minggu lalu, pada usia 83 tahun.
Parti Demokratik Kebangsaan (NDP) pimpinan Presiden Hosni Mubarak yang menguasai pemerintahan Mesir, telah memulai dialog dengan kelompok oposisi sejak Oktober lalu namun ia tak pernah melibatkan gerakan Ikhwanul Musliminyang cukup besar pengaruhnya di negeri tersebut.
Akef juga menolak tudingan sehubungan dengan wawancara yang mengatakan adanya perpecahan dalam gerakannya.
Ikhwanul Muslimin didirikan oleh Hassan al-Banna pada 1928 namun hingga kini terus mengalami tekanan dari pemerintah setempat. (AFP)