Hidayatullah.com–Pimpinan milisi Syiah Libanon, Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan anggotanya akan terus berperang mendampingi pasukan pemerintah tangan besi Suriah dalam perang sipil di negara itu.
Dalam pernyataannya yang disiarkan televisi pada Ahad (16/02/2014), ia menyerukan agar “kekuatan politik di dunia Arab” berupaya “menghentikan perang di Suriah”.
Jika perang berhenti maka “tentu saja” Hizbullah juga akan angkat kaki dari Suriah.
Kehadiran pasukan Hizbullah di lokasi perang telah menambah tinggi suhu ketegangan di negara itu, hingga berakibat pada meluasnya kekerasan hingga perbatasan Suriah-Libanon.
Milisi Syiah Hizbullah mendukung tentara Presiden Bashar al-Assad, sementara kubu Sunni Libanon mendukung pasukan oposisi dan para mujahidin Suriah.
Nasrallah mengatakan tekad untuk bertempur membela Bashar al-Assad hingga pasukan ‘takfir’, begitu istilah yang disebutnya untuk para mujahidin.
“Kita akan tetap berada dimana kita harus berada, sikap kita belum berubah,”serunya, saat berbicara dalam sebuah upacara peringatan kematian tiga pimpinan Hizbullah dikutip BBC.
Naim Qassem, Wakil Sekjen Hizbullah dikutip situs Syiah Abna.ir, mengatakan akan tetap melanjutkan pekerjaan di Suriah membela Bashar al Assaad.
Dalam situs itu, Hasan Nasrullah juga meyakini, kemenangannya hanya soal waktu.
“Rakyat harus tahu bahwa Hizbullah akan meraih kemenangan dalam perang ini, masalahnya hanya waktu saja,” tandasnya.
Dikutip Sahabatsurah.com, Senin 21 April 2013, pasukan rezim Bashar Al-Assad dibantu milisi Syiah Hizbullah, Divisi Garda Republik dari Damaskus serta milisia syabihah telah melakukan pembantaian besar-besaran di kawasan Jdaidah al-Fadl atau Jdaidah Artouz di pinggiran Damaskus.
Sebanyak 350 orang warga Jdaidah Artouz menemui syahid (Insya Allah) dalam pembantaian itu. Termasuk di antara mereka adalah anak-anak kecil, wanita, orang dewasa dan warga umum lainnya. Sebagian dari mereka dibunuh dengan cara ditembak, sebagian lagi disiksa dan disembelih.
Seperti diketahui, milisi Syiah Hizbullah, telah mengirim petempurnya untuk membantu pasukan pemerintah tangan besi Presiden Bashar al-Assad melawan rakyat dan pasukan oposisi.
Pemerintah Libanon pernah mengingatkan milisi Syiah Hizbullah menjauhkan diri dari kemelut Suriah. Peringatan ini pernah disampaikan Perdana Menteri Lebanon, Tamman Salam, kepada suratkabar Prancis “Le Figaro” dalam wawancaranya.*