Oleh: Imanuddin Kamil
Hidayatullah.com | HARI-HARI ini umat Islam di segenap penjuru dunia bersiap menyambut bulan keberkahan. Sekalipun dunia tengah dirundung pandemi Covid-19 yang entah sampai kapan berakhir. Namun kondisi tersebut bukanlah alasan untuk tidak bergembira dan bersuka cita menjemput tamu agung ini.
Jika sebagian kita merasa cemas, sedih, haru bahkan galau memikirkan dan membayangkan ibadah kita nantinya di Ramadhan ini. Tentu hal itu sebuah perasaan yang sah-sah saja dan normal. Bahkan boleh jadi perasaan itu sesuatu yang positif karena lahir dari hati seorang yang merindukan kebaikan Ramadhan. Hati yang cemas sekiranya tidak bisa optimal mengisi Ramadhan dengan ibadah dan amal sholeh maksimal.
Betul bahwa pemerintah telah menerbitkan surat edarannya. MUI dan ormas-ormas Islam juga sudah menyampaikan himbauannya. Pesannya kira-kira; tarawih cukup dilakukan di rumah-rumah saja. Demikian juga tadarus dan tilawah serta i’tikaf. Zakat disegerakan, shalat ‘Idul Fitri masih belum pasti menunggu kondisi. Tradisi-tradisi sahur bersama dan ifthar jama’i baiknya dihindari. Mudik untuk shilaturahim ditahan dulu. Dan pastinya tradisi ucapan minal ‘aidin wal faizin harus minus berjabat tangan.
Namun, yakinlah apapun kondisi yang dialami kita saat ini, semua itu tidak akan mengurangi keberkahan dan anugerah Ramadhan kepada kita. Seperti apapun kesulitan dan keterbatasan yang menghalangi kita, itu tidak akan mengurangi fadhilah dan keistimewaan Ramadhan untuk kita. Ramadhan akan tetap hadir dengan keberkahan dan segenap anugerahnya, dengan segala keistimewaan dan fadhilahnya. Bahkan bisa jadi kehadiran Ramadhan di tengah musibah ini sejatinya adalah oase di tengah sahara.
Coba renungkan firman Allah berikut;
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS: Al-Baqarah [2]: 216).
Maka apapun kondisi dan situasi yang kita hadapi, kita tetap layak bersiap diri sambut tamu agung dengan persiapan terbaik. Tarhib kita menjemput Ramadhan tetap antusias, gembira, penuh optimis. Ber-husnuzhan, Allah sedang menyiapkan skenario terindah untuk kaum muslimin pada Ramadhan ini.
Bukankah bergembira dengan keutamaan yang diberikan Allah Swt adalah perintah agama. Allah Swt. berfirman dalam Surat Yunus.
“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS: Yunus [10]: 58).
Rasulullah ﷺ bersabda;
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepada kalian Bulan Ramadhan, Bulan yang diberkahi. Allah untuk mewajibkan kalian untuk berpuasa padanya. Di dalamnya pintu-pintu langit dibuka. Di dalamnya pintu-pintu Neraka Jahim ditutup. Di dalamnya para syetan ganas dibelenggu. Di dalamnya pula terdapat suatu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Barangsiapa yang terhalangi dari kebaikannya maka sungguh ia menjadi orang yang terhalangi (kebaikan, pen).” (HR. An-Nasa’i: 2079, Ahmad: 6851, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman: 3600 (3/301)
Ibnu Rajab Al-Hanbali mengatakan: “Bagaimana tidak bergembira seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu Surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan).”
Kegembiraan
Ditinjau dari sisi kesehatan ternyata menghadirkan kegembiraan dan kebahagiaan merupakan hal positif di tengah suasana bencana. Sebab kebahagiaan dan kegembiraan dapat menghasilkan hormon endorphin dalam tubuh.
Menurut para ahli kesehatan, jenis hormon endorphin ini di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pusat yang mengendalikan luka, rasa sakit dan stres. Selain itu, hormon ini juga mampu meningkatkan mood, menciptakan suasana ketenangan dalam diri dan dapat memicu peningkatkan imunitas dalam tubuh.
Seorang ibu yang sedang sakit kepala, demi mendengar kabar kelulusan anaknya yang akan segera diwisuda, mendadak sakit kepalanya hilang. Seorang ayah yang penat bekerja sepanjang hari, pulang ke rumah disambut anak balitanya dengan rengekan rindu bertemu ayahnya, seketika hilang penat dan capeknya. Itu semua terjadi karena hormon endorphin yang dikeluarkan dalam tubuhnya memberikan reaksi positif.
Adalah Shigeo Haruyama seorang dokter berkebangsaan Jepang dari Fakultas Kedokteran Universitas Tokyo, menulis sebuah buku berjudul, “The Miracle of Endorphin ” (Sehat Mudah dan Praktis dengan Hormon Kebahagiaan).
Haruyama menjelaskan bahwa dalam tubuh manusia ada sekitar 100 sampai 200 macam hormon yang telah dikenal. Hormon-hormon itu ibarat kurir yang bertugas mengantarkan informasi di otak. Salah satunya adalah hormon endorphin atau hormon kebahagiaan. Saat endorphin dihasilkan tubuh, efek yang ditimbulkannya adalah peningkatan suasana hati, perlambatan proses penuaan dan penyembuhan diri. Tubuh akan memproduksi hormon kebahagian yang membuat awet muda dan sehat setiap kali muncul sikap respon positif, bersabar dan penuh kesyukuran.
Di dalam buku tersebut, Dr. Haruyama juga memberikan paket terapi Three in One untuk menstimulus keluarnya hormon endorphine, yaitu: Pertama, pengaturan pola makan dengan protein tinggi dan kalori rendah; Kedua, olah tubuh untuk memperkuat otot dan membakar lemak; dan ketiga, kontemplasi dengan duduk dan berlatih berpikir positif.
Mari hadirkan kebahagiaan dan kegembiraan sambut Ramadhan tahun ini. Semoga dengan keberkahannya, Allah melimpahkan kebaikan dan mengangkat bencana pandemi ini dari negeri kita. Yang sakit disembuhkan dan yang sehat dikuatkan jalani ibadah Ramadhan dengan penuh suka cita. Marhaban ya Ramadhan!
Peserta Beasiswa Kaderisasi 1000 Ulama (KSU) Baznas