Hidayatullah.com—Mantan perdana menteri Libya Ali Zeidan yang dicopot mandatnya oleh parlemen, menuding blok-blok politik menghalangi kemajuan proses politik, seraya mengatakan bahwa kepergiannya ke Eropa dikarenakan kondisi keamanan Libya.
“Kondisi keamanan di Libya memaksa saya untuk pergi,” kata Zeidan dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Al-Arabiya Sabtu (15/3/2014).
Pemerintahan Zeidan kerap dirikitik karena tidak bisa mengatasi kelompok-kelompok bersenjata yang mengganggu keamanan setelah rezim Muammar Qadhafi digulingkan.
“Kami menerima negara itu [dari rezim sebelumnya] dalam keadaan kurang kelembagaan, dalam keadaan yang lemah, kurang kebijakan dan militer,” kata Zeidan.
Zeidan mengatakan bahwa kelompok-kelompok politik, termasuk Partai Keadilan dan Pembangunan bentukan Al-Ikhwan Al-Muslimun, berharap untuk mengontrol negara dan menghalangi pelaksanaan pemilihan umum. Dia juga menambahkan bahwa kongres berpihak kepada dua koalisi untuk mendepak dirinya lewat mosi tidak percaya.
Mantan perdana menteri itu meninggalkan Libya dengan pesawat pribadi karena alasan keamanan, meskipun dicekal oleh kejaksaan.
Dia mengaku beberapa anggota parlemen memintanya untuk meninggalkan Libya, seraya menambahkan bahwa dirinya akan kembali setelah situasi memungkinkan.
Berbicara kepada para wartawan sehari setelah Zeidan dicopot jabatannya, perdana menteri sementara Abdullah Al-Thinni –yang merupakan menteri pertahanan dalam kabinet Zeidan– mengatakan bahwa pendahulunya itu memiliki hak yang sah untuk bepergian.
Kepada Al-Arabiya Zeidan mengatakan ia tidak lagi menganggap dirinya sebagai perdana menteri dan akan menolak tawaran untuk memimpin pemerintahan Libya jika ditawari lagi.
Sejak meninggalkan Libya, Zeidan saat ini berada di tempat yang masih belum diungkapkan di Eropa.*