Hidayatullah.com—Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim Anwar, yang baru kembali dari perawatan kesehatan, disebut-sebut sebagai calon pengganti perdana menteri.
Namun, ia harus menjadi anggota parlemen lebih dulu untuk mengesahkan kedudukannya jika Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengundurkan diri dalam masa pemerintahannya, seperti yang dijanjikan.
Anwar yang baru menghirup udara segar setelah bertahun-tahun dipenjara, akan memperebutkan kursi mewakili Port Dickson di negara bagian Negeri Sembilan.
“Kami percaya bahwa ia akan memperkuat posisi Pakatan Harapan sebagai seorang anggota parlemen,” kata sekretaris jenderal Partai Keadilan Rakyat (PKR), Saifuddin Nasution dalam acara jumpa pers, Rabu (12/09/2018).
Anwar sendiri tidak hadir dalam acara tersebut karena ia masih berada dalam perjalanan kembali dari Hongkong. Anwar pada akhir 1990-an mengubah wajah perpolitikan Malaysia. Ia menjadi wajah gerakan refromasi setelah dijebloskan ke penjara pada masa kepemimpinan Mahathir.
Anwar sebelumnya pernah menjabat sebagai wakil Mahathir tetapi kedua pemimpin itu terpecah selama krisis keuangan Asia 1997-1998. Anwar dibebaskan pada 2004 namun kembali dijebloskan ke penjara karena kasus sodomi pada 2015.
Selama kedua masa tersebut, Anwar dan para pendukungnya mengatakan bahwa dakwaan-dakwaan yang dikenakan terhadapnya bermotifkan politik. Mahathir berhasil mengupayakan pengampunan kerajaan bagi Anwar setelah pemilihan umum Mei dan berjanji turun dari jabatannya guna digantikan oleh Anwar, temannya yang menjadi musuh dan kini menjadi sekutu.
Sebelumnya, peneliti Universiti Malaya Senior Lecturer (UM), Associate Professor Dr Awang Azman Awang Pawi, memilih kursi parlemen Sungai Petani untuk ikut serta dalam pemilihan sela, guna bergabung kembali dengan Dewan Parlemen Malaysia. Anjuran itu diberika karena banyaknya jumlah dan dukungan dari penduduk Melayu di daerah tersebut.
Dr Awang Azman menjelaskan bahwa kursi Sungai Petani paling cocok untuk Pak Anwar untuk membuktikan kemajuannya serta nafas barunya untuk menjadi Anggota Parlemen di daerah pedesaan.
“Kami melihat dalam hal populasi etnis di Nibong Tebal adalah 45 persen pemilih Melayu, di Port Dickson 42 persen dan di Sungai Petani 59 persen.
“Kami tahu di daerah pedesaan, terutama di daerah Melayu yang perlu difokuskan, untuk memastikan pembangunan pedesaan lebih hidup, untuk memastikan urbanisasi di daerah itu lebih baik, lebih modern.
“Ini akan melihat bahwa satu Parlemen dapat menjadi pusat ekonomi dan pendidikan sejalan dengan posisinya sebagai perdana menteri,” kata Dr Awang Azman dalam laporannya dikutip Astro Awani.
Anwar Ibrahim, memulai langkah untuk kembali ke parlemen dan akan mencalonkan diri untuk mengisi kursi kosong milik seorang anggota parlemen yang mengundurkan diri baru-baru ini.
Baca: Anwar Ibrahim Temui BJ Habibie di Indonesia, Peringati 20 Tahun Reformasi
Anwar baru saja kembali ke dunia publik setelah bertahun-tahun dipenjara dalam kasus yang disebutnya bermotif politik. Setelah koalisi Pakatan Harapan menang secara mengejutkan pada pemilu Mei lalu, Anwar disebut sebagai ‘calon’ Perdana Menteri (PM) Malaysia selanjutnya.
Namun Anwar harus menjabat sebagai anggota parlemen Malaysia untuk bisa menempati jabatan tertinggi tersebut, terlebih jika PM Mahathir Mohamad memutuskan mengundurkan diri demi membuka jalan bagi Anwar, seperti yang dijanjikan sebelumnya.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (12/09/2018), Anwar disebut akan mencalonkan diri untuk memperebutkan kursi parlemen wilayah Port Dickson di Negeri Sembilan.
PKR telah berjanji untuk memastikan Anwar kembali aktif secara politik hingga akhirnya memimpin pemerintahan koalisi Pakatan Harapan.*