Hidayatullah.com—Satu unit maritim Pasukan Bela Diri Jepang tertahan tidak bisa pulang di Djibouti sekitar 3 bulan, karena Covid-19 diperkirakan akan kembali mewabah awal bulan Juli di Jepang, kata sejumlah sumber.
Unit patroli udara P-3C militer Jepang itu sedang dalam misi antibajak laut di lepas pantai Somalia dan juga mengumpulkan informasi intelijen di perairan Timur Tengah sejak Januari, lapor Asahi Shimbun Senin (8/6/2020).
Mereka akan dikembalikan ke Jepang setelah satu unit baru, yang terdiri dari sekitar 60 personel, tiba paling cepat pertengahan Juni untuk mengambil alih tugas-tugasnya. Di Jepang, mereka akan menjalani karantina selama dua pekan sebelum pulang ke rumah masing-masing.
Keputusan itu diambil setelah Jepang mencapai kesepakatan dengan pemerintah Djibouti, yang sedang memberlakukan larangan masuk orang asing guna mencegah penularan Covid-19, tentang rotasi personel militer tersebut, kata sejumlah sumber.
Rotasi personal unit maritim pasukan Jepang itu sebenarnya rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Namun, unit yang sekarang ini sudah bertugas sekitar setengah tahun karena unit penggantinya belum dapat memasuki Djibouti disebabkan adanya pembatasan tersebut.
Dua pesawat yang dipakai unit itu, yang sudah mencapai batas waktu perawatan rutin, sudah diganti pada akhir bulan April.
Anggota unit baru, terdiri dari sekitar 60 personel, nanti setibanya di negara Afrika itu juga diharuskan menjalani karantina 2 minggu terlebih dahulu.*