Hidayatullah.com — Konflik Sahara Barat adalah sebuah masalah kolonialisme. Hal ini disampaikan Presiden Aljazair Tebboune pada Sabtu (17/10/2020), dia juga menekankan bahwa tidak ada solusi untuk masalah tersebut kecuali melalui “referendum rakyat Sahrawi” lapor Middle East Monitor (MEMO).
“Bagi tentara, institusi dan rakyat Aljazair, konflik Sahara adalah sebuah konflik kolonialisme,” Tebboune mengatakan hal itu dikutip oleh Rusia Today.
Pernyataan Tebboune muncul sebagai dukungan terhadap pernyataan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang juga mengumumkan bahwa tidak ada resolusi terhadap krisis – yang telah berlangsung sejak 1975 – kecuali melalui referendum.
Sahara Barat adalah daerah jarang berpenduduk yang sebagian besar terdiri dari gurun, terletak di pantai barat laut Afrika. Itu adalah bekas jajahan Spanyol, yang diduduki oleh Moroko pada tahun 1975.
Sejak itu, Sahara Barat menjadi subyek sengketa wilayah berkepanjangan antara Maroko dan penduduk asli Sahrawi, yang dipimpin oleh Front Polisario.*