Hidayatullah.com–Lima faksi Palestina mengumumkan pada hari Ahad (28/02/2021) bahwa mereka akan bersekutu dengan partai sekuler Fatah untuk pemilihan Palestina mendatang, The New Arab melaporkan.
“Lima faksi secara resmi telah memberi tahu kami bahwa mereka siap bersekutu dengan Fatah untuk ikut bertarung dalam pemilihan dalam daftar terpadu,” ungkap Azzam Al-Ahmad, anggota Komite Sentral Fatah.
Menurut Al-Ahmad, lima faksi tersebut adalah Persatuan Demokrat Palestina, Front Pembebasan Palestina, Front Perjuangan Rakyat Palestina, Front Pembebasan Arab dan Front Arab Palestina.
Fatah sebelumnya telah menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dan bersekutu dengan semua fraksi, tokoh nasional dan masyarakat sipil.
Belum ada kesepakatan dengan Hamas, “tapi kami sudah siap sejak lama, dan kami berharap masalah ini bisa diselesaikan dalam beberapa hari lagi”, pungkas Al-Ahmad.
“Kami mengetahui bahwa kontak sedang berlangsung antar faksi, untuk membentuk daftar pemilihan, dan kami mengatakan bahwa adalah hak setiap warga negara, kelompok, atau faksi, untuk berbicara dengan siapa pun, dan untuk membentuk banyak daftar sesuai dengan sistem pemilihan yang diubah,” dia menambahkan.
Selain diskusi tentang pembentukan daftar terpadu, Al-Ahmed melaporkan bahwa masalah Yerusalem dan hak suara warga Palestina yang tinggal di Yerusalem sangat penting bagi Fatah.
“Pemerintah ‘Israel’ seharusnya tidak menghalangi jalannya pemilihan umum di Yerusalem,” ujar Al-Ahmad, mengutip kesepakatan internasional tentang masalah tersebut.
Presiden Mahmoud Abbas mengumumkan bahwa pemilihan Palestina akan diadakan untuk pertama kalinya dalam 15 tahun.
Pemilihan legislatif akan diadakan pada 22 Mei, diikuti dengan pemilihan presiden pada 31 Juli.
“Kami optimistis penyelenggaraan pemilu akan mengakhiri perpecahan,” kata Al-Ahmad.
Pengumuman Abbas diikuti oleh pembicaraan persatuan Palestina antara faksi Fatah dan Hamas di Kairo pada awal Februari.
Pengumuman daftar terpadu hari Minggu tidak disambut baik oleh semua anggota Fatah.
Kaddoura Fares, seorang pemimpin di Fatah dan sekutu dekat Marwan Barghouti, yang saat ini menjalani lima hukuman seumur hidup di penjara ‘Israel’, mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan mendatang.
Dalam sebuah pernyataan, dia menggambarkan pembicaraan baru-baru ini sebagai latihan untuk “kepentingan partai dan rakyat di atas kepentingan nasional tertinggi, serta kewajiban regional dan internasional”.
Pemilihan presiden Palestina terakhir pada tahun 2005 menghasilkan kemenangan Abbas dari Fatah.
Pemilu legislatif tahun berikutnya dimenangkan di Gaza oleh saingan Hamasnya, awal dari bentrokan berdarah antara kedua kubu.*
Baca juga: Hamas Selenggarakan Pemilu Internal untuk Pilih Pemimpin Baru