Hidayatullah.com—Sekitar 70 persen rumah sakit di Jalur Gaza terpaksa menghentikan operasinya setelah kampanye pengeboman rezim Zionis berlangsung hampir dua bulan.
Kepala Tim Penilai Biro Pusat Statistik Palestina, Hossam Khalifa membenarkan memburuknya situasi layanan kesehatan di wilayah tersebut dalam sebuah wawancara pada hari Ahad.
“Serangan rezim Zionis yang tiada henti juga menghancurkan sekitar 250.000 dari 400.000 unit rumah di Gaza. Kerugian ekonomi di wilayah yang terkepung akibat perang genosida ‘Israel’ juga mencapai US$700 juta pada bulan Oktober,” ujarnya.
Sementara itu Menteri Kesehatan Palestina menyatakan, tingkat okupansi (kepadatan) rumah sakit di Gaza mencapai 216 persen. Hal ini terjadi sebagai akibat dari agresi Pendudukan ‘Israel’ yang sedang berlangsung dan penargetan warga sipil di Jalur Gaza.
Juru bicara UNICEF memperingatkan akan meningkatnya polarisasi di seluruh dunia jika kehancuran di Gaza terus berlanjut.
Menyusul situasi yang semakin mengkhawatirkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan tindakan segera untuk memulihkan sistem kesehatan di Gaza yang terkena dampak parah akibat kampanye pengeboman rezim Zionis.
Badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa lebih banyak kematian akibat penyakit akan terjadi di wilayah yang terkepung jika sistem layanan kesehatan dan sanitasi gagal dipulihkan.
“Sudah pasti kita akan melihat peningkatan korban akibat penyakit dibandingkan serangan ‘Israel’ jika rumah sakit tidak lagi dapat beroperasi,” kata juru bicara Margaret Harris.
Saat ini, infrastruktur penting di wilayah Gaza telah lumpuh akibat kekurangan bahan bakar dan terus menjadi sasaran tembakan rezim Zionis selama tujuh minggu terakhir.
Para ahli juga memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan akan memburuk setelah rezim Zionis melancarkan kembali kampanye agresi kekerasan terhadap wilayah tersebut pada akhir pekan lalu.
Status kesehatan di Gaza utara juga semakin kritis dengan hanya tiga rumah sakit yang masih beroperasi, namun masih belum mampu memenuhi kebutuhan kesehatan seluruh wilayah.
Korban luka-luka akibat kezaliman rezim Zionis terus bertambah sejak pasukan pendudukan ‘Israel’ (IDF) menggencarkan serangan sejak Sabtu lalu.
Fasilitas di wilayah tersebut juga semakin terdesak akibat minimnya bantuan medis dan semakin terbatasnya pasokan bahan bakar. Sementara itu, laporan PBB juga menemukan bahwa kampanye pengeboman rezim Zionis telah menghancurkan sekitar 60 persen rumah di Gaza.
“Hujan peluru juga berdampak pada jalan dan infrastruktur penting yang menjadi ‘kehidupan’ rakyat Palestina,” jelas laporan itu lebih lanjut.
WHO telah mencatat lebih dari 44.000 kasus diare dan 70.000 infeksi saluran pernafasan akut. Penyakit diare meningkat 45 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penyakit lain yang berkaitan dengan masalah kebersihan juga menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Hampir tiga perempat rumah sakit di Gaza dan dua pertiga klinik layanan kesehatan primer terpaksa ditutup karena penembakan atau menghadapi krisis pasokan kebakaran.
Kebutuhan kesehatan masyarakat Gaza melonjak. Hanya sepertiga rumah sakit dan klinik besar yang beroperasi untuk menampung masuknya pasien.*