Hidayatullah.com—Sebuah pengakuan yang belum pernah trerjadi sebelumnya, membeberkan kerugian tentara ‘Israel’ yang tewas dan terluka sejak awal perang Gaza mencapai 1 devisi.
Analis militer Haaretz, Amos Harel, mengungkapkan bahwa kerugian manusiawi tentara ‘Israel’ dalam bentuk prajurit yang tewas dan terluka sejak awal perang berjumlah dua devisi penuh (dengan perkiraan 1 devisi antara 10.000–15.000 prajurit).
Februari lalu, sebuah laporan oleh Channel 12 menyatakan bahwa 5.942 keluarga ‘Israel’ baru bergabung dalam daftar keluarga yang berduka selama tahun 2024, sementara lebih dari 15.000 orang yang terluka diserap ke dalam sistem rehabilitasi.
Informasi ini dianggap sebagai data terbaru dari tentara mengenai kerugiannya dalam perang, sementara statistik sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah korban tewas sejak Operasi Taufan Al-Aqhsa diakuai hanya 1.800, termasuk sekitar 400 prajurit dalam operasi darat di Gaza.
Meskipun kerahasiaan yang sangat ketat menyelimuti jumlah korban jiwa di pihak tentara, beberapa sumber ‘Israel’ telah mempublikasikan di media sosial bahwa sistem statistik rumah sakit mencatat jumlah total korban tewas warga ‘Israel’ akibat perang di Gaza, Lebanon, dan Tepi Barat mencapai 13.000 jiwa.
Dalam laporan sebelumnya, Yossi Yehoshua, seorang analis militer untuk Yedioth Ahronoth, memperkirakan bahwa tentara ‘Israel’ kehilangan ratusan komandan dan prajurit tahun lalu akibat perang di Jalur Gaza, selain sekitar 12.000 orang yang terluka dan cacat.
Tentara penjajah ‘Israel’ mengatakan pada 22 Januari bahwa Brigade Givati, yang menarik diri dari Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir, kehilangan 86 pejuang dan komandan selama perang.
Angka baru yang diterbitkan oleh Kepala Staf yang ditunjuk sangat kontras dengan pernyataan militer sebelumnya yang hanya menyebutkan sekitar 900 orang tewas.
Tentara penjajah hanya mencatat sedikit jumlah korban tewas dan terluka sepanjang perang di berbagai front, tetapi laporan yang diterbitkan surat kabar Haaretz pada peringatan satu tahun perang menyebutkan sekitar 12.000 prajurit yang terluka dan cacat dipindahkan ke departemen rehabilitasi Kementerian Pertawanan Penjajah.
Laporan itu menyatakan bahwa 51% dari mereka berusia antara 18 dan 30 tahun, dan 66% dari mereka adalah tentara cadangan.
Ia mengatakan bahwa departemen rehabilitasi menerima sekitar 1.000 pasien luka perang setiap bulan, selain sekitar 500 permintaan baru untuk pengakuan cedera akibat cedera sebelumnya.
Menurut perkiraan departemen tersebut, pada tahun 2030 akan ada sekitar 100.000 orang cacat di tentara ‘Israel’, setengahnya akan menderita penyakit mental.* shehab