Pusat Informasi Palestina mengungkap fakta baru kampanye sistematis menjatuhkan pejuang perlawanan, termasuk Hamas di Gaza. Siapa mereka?
Hidayatullah.com | MENGINGAT genosida ‘Israel’ yang sedang berlangsung di Jalur Gaza selama lebih dari 18 bulan, arena Palestina menyaksikan upaya sistematis untuk menghasut opini publik melawan kelompok pejuang dan perlawanan.
Kampanye ini, yang dipimpin oleh penjajah dan melibatkan pihak-pihak yang berafiliasi dengan Otoritas Palestina (PA) dan Fatah, yang tidak pernah telibat dalam perang melawan ‘Israel’.
“Mereka menggunakan alat media mereka untuk menghasut rakyat Palestina melawan faksi-faksi perlawanan, sejalan dengan wacana penjajah ‘Israel’,” demikian temuan Palestina Information Centre (PIC) dalam Bahasa Arab.
Baca: Serang Pejuang dan Bantu ‘Israel’ Kepung Kamp Pengungsi, Dimana Otoritas Palestina Berpihak?
Otoritas Palestina dan Upaya Penghasutan Pejuang
Sejak dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsha, faksi-faksi Fatah dan Otoritas Palestina (PA) telah mengintensifkan serangan menggunakan media mereka terhadap perlawanan, mengabaikan kejahatan ‘Israel’ yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina.
Anehnya, kampanye dan pidato propaganda ini sangat selaras dengan pernyataan penjajah ‘Israel’, karena Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu memanfaatkan demonstrasi segelintir orang di Gaza dengan mengklaim hal ini sebagai “bukti keberhasilan kebijakan ‘Israel’”, dan Menteri Pertahanan ‘Israel’ Y’Israel’ Katz menyerukan penduduk Jalur Gaza untuk keluar dalam demonstrasi menentang pejuang Hamas.
“Dua hari yang lalu, sebuah demonstrasi dimulai di Gaza utara menyerukan diakhirinya perang dan genosida, namun tiba-tiba sekelompok individu masuk dalam barisan yang meneriakkan slogan-slogan ofensif terhadap pejuang perlawanan,” tulis media ini dalam bahasa Arab.
Sementara itu, saluran media berbasaha Ibrani dan pro-’Israel’ mencurahkan area yang luas untuk liputan media tentang kampanye hasutan melawan pejuang perlawanan ini.
Mereka tiba-tiba menjadi rumah bagi tokoh-tokoh yang berafiliasi dengan organisasi Fatah dan memberi mereka platform untuk menyerang kelompok Hamas dan kempok perlawanan lain.
“Para buronan Gaza berupaya mengobarkan hasutan, menyebarkan video palsu tentang demonstrasi lama dan mendorong seruan untuk demonstrasi baru. Demonstrasi-demonstrasi ini, khususnya, secara terbuka menyatakan penentangan mereka terhadap para pejuang perlawanan dan mengabaikan akar penyebab genosida yang telah berlangsung selama 18 bulan,” tulis media ini.
Baca: Survei: Mayoritas Warga Palestina lebih ‘Sayang’ Hamas daripada Otoritas Palestina
Mengeksploitasi penderitaan untuk merusak persatuan Palestina
Para pengamat percaya bahwa Otoritas Palestina mencoba mengarahkan kemarahan rakyat akibat genosida ‘Israel’ ke arah pejuang perlawanan alih-alih, meminta pertanggungjawaban penjajah atas bencana kemanusiaan yang dihadapi oleh Palestina.
Penulis dan analis politik Palestina, Zulfiqar Swergo menegaskan bahwa rakyat Palestina menjadi lebih sadar akan upaya-upaya ini, mencatat bahwa protes di Gaza bukanlah penolakan terhadap pejuang perlawanan, tetapi teriakan kemarahan atas penderitaan yang diperburuk oleh perang.
Swergo menambahkan dalam sebuah pernyataan pers bahwa upaya Otoritas Palestina (PA) untuk mengeksploitasi aksi hasutan terhadap perlawanan akan gagal, mengabaikan fakta bahwa penjajahlah yang melakukan pembunuhan dan penghancuran.
Ia menekankan bahwa Kelompok Fatah dan Otoritas Palestina (PA) seharusnya mengarahkan serangan mereka terhadap pemerintah pendudukan, daripada memicu perpecahan internal.
Otoritas Palestina Siap Kelola Gaza bersama ‘Israel’
Peran Media ‘Israel’ dalam Hasutan
Sementara itu, Jurnalis ‘Israel’ Halil Rosen dari Hebrew Channel 14 mengungkapkan bahwa penjajah ‘Israel’ bertaruh pada tekanan internal di Jalur Gaza sebagai alternatif untuk perang darat.
Para pengamat percaya bahwa strategi ini bertujuan menarget perpecahan internal Palestina, untuk melemahkan pejuang perlawanan dan menyiapkan dasar bagi pengaturan politik di masa depan yang melayani kepentingan penajah.
Palestina Menolak Politik Penghasutan
Sementara itu, pemimpin nasional dan koordinator Aliansi Populer Omar Assaf mengutuk upaya untuk “mengeksploitasi murahan” penderitaan rakyat Gaza, menekankan bahwa media ‘Israel’ dan proksinya mencoba mengobarkan perpecahan untuk merusak persa nasional Palestina.
Assaf menambahkan bahwa rakyat Palestina sepakat pada opsi perlawanan, dan bahwa setiap upaya untuk menghasut mereka menentangnya tidak akan berhasil.
“Karena semua orang menyadari bahwa penjajah adalah musuh yang sebenarnya, dan bahwa setiap upaya internal untuk menyerang perlawanan hanya untuk kepentingan ‘Israel’,” ujarnya dikutip PIC.
Mengingat genosida ‘Israel’ yang terus berlanjut, beberapa partai internal mencoba mengeksploitasi penderitaan rakyat Palestina di Gaza untuk menyerang kelompk perlawanan dan mendistorsi citra-nya.
Jurnalis Palestina, Abdul Rahman Younis mengatakan bahwa upaya Otoritas Palestina (PA) dan Fatah untuk mengobarkan opini publik di Gaza melawan perlawanan datang dalam konteks koordinasi keamanan dan politik yang lebih luas dengan penjajah ‘Israel’, mencatat bahwa langkah-langkah ini bukanlah hal baru, tetapi mereka menjadi lebih jelas mengingat genosida ‘Israel’ yang sedang berlangsung.
“Otoritas Palestina absen dari panggung Palestina selama perang, dan tidak memberikan dukungan nyata kepada rakyat Gaza, tetapi hari ini hanya kembali untuk penghasutan jalanan melawan pejuang perlawanan, lupa bahwa penjajah adalah orang yang mempraktikkan genosida terhadap Palestina,” ujar Younis kepada PIC.
Baca: Tak Ikut Perang, Otoritas Palestina Berambisi Memerintah Gaza setelah Perang
Dia menunjukkan bahwa media Yahudi mempromosikan kampanye hasutan ini, yang menegaskan adanya korespondensi antara wacana media Otoritas Palestina dan wacana penjajah, menjelaskan bahwa “Netanyahu sendiri mengutip protes di Gaza untuk membenarkan kelanjutan perang, dan ini adalah bukti bahwa ada orang-orang yang melayani agenda ‘Israel’ dari dalam Palestina.”
Younis menekankan bahwa “rakyat Palestina sepenuhnya menyadari permainan politik ini, dan tidak akan jatuh ke dalam perangkap untuk meminta perlawanan bertanggung jawab atas apa yang terjadi, penjajah tahu musuh pertama dan terakhir mereka adalah pejuang perlawanan.”
“Otoritas Palestina, alih-alih mengarahkan anak panahnya ke penjajah, menyerang perlawanan dan mempromosikan narasi penjajah, dan ini adalah kejatuhan politik dan moral yang akan berdampak pada seluruh panggung Palestina,” tutupnya.*