Hidayatullah.com – Dua maskapai Turki, Turkish Airlines dan Pegasus Airlines, menutup rute menuju ke ‘Israel’ dengan menyerahkan slot mereka di Bandara Ben-Gurion.
Keputusan kedua maskapai ini menyusul langkah sejumlah maskapai internasional lain yang tidak lagi membuka operasi di ‘Israel’.
Tren ‘memboikot’ penerbangan ke Israel dimulai sejak pecahnya perang pada Oktober 2023. Awalnya penghentian tersebut dianggap sementara.
Namun, penolakan slot yang didambakan ini, yang seringkali membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diperoleh, menunjukkan bahwa maskapai tersebut tidak mengantisipasi pengembalian dalam waktu dekat.
“Menyerahkan slot merupakan langkah dramatis dalam dunia penerbangan,” kata seorang pejabat senior industri. “Ini adalah hak yang berharga, yang terkadang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diperoleh.”
Meskipun maskapai tersebut dijadwalkan untuk menyelesaikan keputusan mengenai slot tersebut pada bulan Maret, ketidakpastian terkait keamanan mendorong pihak berwenang untuk memberikan perpanjangan hingga bulan Mei. Pilihan untuk melepaskan slot tersebut sekarang memberikan indikasi yang jelas bahwa baik Turkish Airlines maupun Pegasus tidak berencana untuk melanjutkan penerbangan ke ‘Israel’ dalam waktu dekat.
Rute menuju Istanbul merupakan rute yang penting bagi ‘Israel’ bagi penerbangan ke Eropa, Amerika Utara dan Asia Timur. Ketiadaan maskapai Turki meninggalkan celah di sektor penerbangan ‘Israel’, terutama untuk penerbangan jarak jauh dengan transit.
Sehari sebelumnya, maskapai penerbangan Inggris Virgin Atlantic mengumumkan tidak lagi membuka penerbangan langsung ke ‘Israel’.
Virgin, dalam sebuah pernyataan, mengungkapkan bahwa penutupan rute London Heathrow-Tel Aviv itu diambil setelah pertimbangan yang cermat dan peninjauan menyeluruh.
Awalnya, maskapai tersebut menangguhkan rute penerbangan Inggris-Israel setelah 7 Oktober 2023 dan berencana kembali membukanya pada Oktober 2025. Sekarang, Virgin telah membatalkan rute tersebut secara permanen.*