Hidayatullah.com – Pertandingan basket timnas U-19 Yordania dan ‘Israel’, yang dijadwalkan pada Ahad malam di Lausanne, secara resmi dibatalkan setelah tim Yordania menolak untuk berpartisipasi.
Menurut aturan turnamen, ‘Israel’ akan mendapatkan kemenangan teknis 20-0. Pertandingan tersebut merupakan bagian dari babak penyisihan grup Piala Dunia U-19 FIBA 2025, termasuk diantaranya tuan rumah Swiss dan Republik Dominika.
Menolak ‘normalisasi olahraga’
Keputusan Yordania tersebut menyusul meningkatnya tekanan publik dan politik untuk tidak terlibat dalam apa yang telah banyak dikritik sebagai tindakan “normalisasi olahraga” dengan entitas penjajahan ‘Israel’ di tengah genosida zionis di Gaza.
Media, aktivis, dan tokoh masyarakat Yordania telah meminta tim tersebut untuk mundur, dengan tagar seperti “Tim kami menentang normalisasi” yang menjadi tren di media sosial.
Hala Ahed, seorang tokoh publik terkenal di Yordania, menulis di X: “Sportivitas apa yang ada dalam memainkan tim yang mewakili negara yang melakukan genosida di Gaza?”
‘Israel’ membunuh atlet Palestina
Sejak penjajah ‘Israel’ melancarkan perang brutalnya di Gaza, militernya telah menewaskan sedikitnya 708 atlet Palestina, termasuk 95 anak-anak, menurut Asosiasi Media Olahraga Palestina.
Menurut Mustafa Siyam, kepala Asosiasi Media Olahraga Palestina (PSMA), para korban termasuk 369 pemain sepak bola, 105 anggota organisasi kepanduan, dan 234 atlet dari berbagai federasi olahraga.
Ia mencatat bahwa jumlah tersebut belum final karena serangan udara yang sedang berlangsung, orang hilang di bawah reruntuhan, dan akses terbatas ke daerah yang terkena dampak.
Siyam mengungkapkan bahwa 273 fasilitas olahraga, termasuk stadion, pusat kebugaran, dan gedung klub, telah hancur sebagian atau seluruhnya akibat serangan Israel.
Menurutnya ‘Israel’ secara sengaja menargetkan olahraga Palestina sebagai bagian mendasar dari identitas sosial dan budaya Gaza, menyebut serangan itu sebagai “tantangan eksistensial” bagi komunitas olahraga.
“Serangan ini akan berdampak signifikan terhadap masa depan olahraga Palestina di Jalur Gaza dan memiliki efek yang menghancurkan bagi ribuan atlet,” kata Siyam.
Konsekuensi dan respons FIBA
Berdasarkan peraturan FIBA saat ini, tim diizinkan untuk tidak mengikuti hingga dua pertandingan dalam babak penyisihan grup tanpa didiskualifikasi secara otomatis.
Yordania tampaknya mengandalkan peraturan ini untuk kalah dalam pertandingan tanpa dikeluarkan dari turnamen, meskipun FIBA mungkin masih mengenakan tindakan disipliner lebih lanjut.*