Hidayatullah.com – Kelompok perlawanan Islam Palestina, Hamas, mengultimatum Yasser Jihad Abu Shabab untuk menyerahkan diri kepada pihak berwenang atas tuduhan pengkhianatan, pemberontakan dan pembentukan geng penjarah bersenjata.
Jika gagal mematuhi ultimatum tersebut dalam 10 hari, ia akan diadili secara in absentia, menurut laporan Anadolu pada Rabu (02/07/2025).
Meski berada dalam pertempuran dengan penjajah ‘Israel’, Hamas yang mengelola Jalur Gaza, berupaya menjalankan pengadilan. Menjadikan ini sebagai langkah publik pertama sejak ‘Israel’ melancarkan perang genosida di Gaza pada 21 bulan lalu.
Pengadilan Revolusioner, bagian dari peradilan militer Gaza, menekankan beratnya tuduhan tersebut dan mendesak masyarakat untuk melaporkan keberadaannya.
Sumber-sumber lokal mengatakan Abu Shabab bersembunyi di dekat Rafah timur. Hal ini menyusul pengakuan Perdana Menteri ‘Israel’ Netanyahu dan Otoritas Palestina baru-baru ini tentang mempersenjatai milisi di Gaza untuk melawan Hamas.*