Hidyatullah.com- Sudah 14 tahun lamanya kaum Muslimin di Denmark berjuang untuk mendirikan masjid. Akan tetapi usaha mereka selalu sia-sia.
Penduduk Muslim yang tinggal di pinggiran kota Aarhus, kota kedua Denmark telah berkampanye sejak tahun 2000 untuk mendapatkan hak mendirikan masjid di wilayah mereka. Akan tetapi upaya mereka gagal karena selalu mendapatkan hambatan.
“Ini memalukan”, kata Metin Aydin, seorang arsitek yang bekerja sebagai desainer masjid lansir Aljazeera, Kamis (2/10/2014).
“Saya bekerja di proyek yang tidak nyata. Selama politik sirkus masih berlangsung, tidak akan ada harapan merealisasikan apapun,” lanjutnya.
Para juru kampanye pendirian masjid berpendapat bahwa hak orang-orang Muslim di sana untuk menjalankan perintah agama secara bebas terkorbankan oleh kepentingan pihak-pihak tertentu, sehingga berpotensi merusak keharmonisan. Mereka juga berharap agar komunitas mereka diterima di kalangan luas.
“Permasalahan ini bukan hanya tentang ada atau tiadanya masjid. Kita sedang berbicara tentang penerimaan komunitas Muslim yang merupakan kaum minoritas”, kata Sami Saidana, Ketua Federasi Asosiasi Islam (FIF) Aarhus.
“Hal ini sangat penting. Para politisi seharusnya memberi sinyal yang jelas kepada komunitas Muslim bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat ini,” lanjutnya.
Kaum Muslimin di tempat ini merasa berungkali dikecewakan oleh pemerintah setempat. Pada tahun 2004, pemerintah kota Aarhus menyetujui permintaan kaum Muslimin untuk mendirikan masjid dan mencari lahan untuk mendirikannya. Bahkan mereka –politisi pemerintah- telah menulis komitmen untuk mendirikan masjid dan Islamic Centre. Akan tetapi di kemudian hari surat komitmen itu dihapus.
Penghina Nabi
Jumlah populasi Muslim sekitar 2- 5% dari total penduduk Denmark. Islam adalah agama minoritas terbesar di Denmark. Kebanyakan penduduk Denmark menganut agama Kristen, dengan Protestan membentuk sebanyak 92% dari orang Denmark dan Gereja Evangelical Lutheran merupakan gereja nasional.
September 2005, negeri ini menjadi ternama di negeri Muslim setelah surat kabar Denmark, Jyllands-Posten menerbitkan 12 karikatur Nabi Muhammad. Kartun yang berisi penghinaan ini langsung memicu kontroversi internasional, khususnya di negeri-negeri Muslim.
Hingga saat ini, kaum Muslimin di kota Aarhus masih menggunakan aula dan gudang yang mereka ‘sulap’ menjadi masjid untuk aktivitas keagamaan seperti shalat berjama’ah atau pengajian agama.*/Luqman Hakim