Hidayatullah.com–Kementerian Luar Negeri Prancis dan badan amal Caritas menyatakan seorang wanita pekerja amal dan misionaris asal Prancis diculik di Bangui, ibu kota Republik Afrika Tengah (CAR), pada Senin (19/01/2015).
Wanita berusia 67 tahun yang tak diungkap identitasnya tersebut berada di Afrika Tengah untuk memberikan penyuluhan kesehatan dan pendidikan ke desa-desa.
Sekretaris nasional Caritas, Abby Elysee Guendjiandé, menyatakan sebuah truk pick-up yang membawa wanita Prancis dan tiga orang pekerja amal dan rohaniawan lainnya diberhentikan oleh sekelompok orang bersenjata di sebelah uatara ibu kota Bangui. Daerah tersebut terkenal dikuasai oleh kelompok militan anti-balaka.
“Hanya pekerja amal dan rohaniawan yang diculik, sementara si sopir dibebaskan,” kata Guendjiandé dikutip CNN.
“Ketika kami menelepon telepon gemgamnya, sang penculik menyatakan ‘Bebaskan Jenderal Andilo dan kami akan membebaskan para sandera,'” kata Guendjiandé dikutip dari Reuters, Senin (19/01/2015).
Duta besar Prancis di Bangui menyatakan tengah bernegosiasi dengan kantor uskup agung di kota tersebut dan menginisiasi negosiasi dengan penculik.
Juru bicara badan amal Caritas juga menyatakan wanita tersebut tidak bekerja secara langsung untuk Caritas, melainkan bekerja untuk sejumlah gereja Katolik setempat. Sementara, dua orang yang ikut diculik diduga jemaat dari dua gereja berbeda.
Sebelumnya, hari Ahad (18/01/2015), pasukan penjaga perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah menangkap seorang pemimpin senior kelompok teror anti-Balaka, yang dikenal sebagai Jenderal Rodrigue Ngaïbona alias Andilo, atas sejumlah tindak kejahatan, seperti pembunuhan, pemberontakan, pemerkosaan dan penjarahan.
Andilo ditahan di Bouca, sekitar 300 KM utara ibukota Bangui demikian laporan Worldbulletin.
Komisi penyelidikan PBB, dalam laporannya menemukan fakta milisi Kristen anti-Balaka telah melakukan pembersihan etnis dalam serangan mereka terhadap kalangan Muslim.
Jaksa Maurice Dibert Dollet mengatakan Andjilo berpotensi diadili di Pengadilan Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, akibat kejahatan yang dilakukannya di CAR.
“Andilo merupakan komandan militer paling misterius, ditakuti dan kuat dari milisi Kristen anti-Balaka,” ujar laporan PBB.
Republik Afrika Tengah tengah menghadapi sejumlah kerusuhan sejak etnis Seleka yang majoritas Muslim mengambil alih kekuasaan dan menggulingkan Presiden Francois Bozzie pada Maret 2013 lalu. [Baca: Pejabat PBB sebut ada Horor dan Kebencian di Afrika Tengah]
Sejak saat itu, konflik di Republik Afrika Tengah meletus. Milisi Kristen Anti Balaka tidak hanya melancarkan serangan terkoordinasi terhadap kelompok Saleka, mereka justru menargetkan semua populasi Muslim di wilayah itu di mana telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan sekitar 1 juta orang mengungsi.*