Hidayatullah.com–Dua ledakan bom bunuh diri merobek International Islamic University (IIU) di Islamabad, hari Selasa (20/10). Setidaknya 5 orang tewas dan 23 lainnya luka-luka.
Ledakan pertama terjadi di Kafetaria kampus putri, lalu selang dua menit ledakan kedua terjadi di Fakultas Syari’ah and Law (kampus putra) yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi ledakan pertama.
Najib (bukan nama asli), salah seorang saksi mata asal Indonesia, melihat ledakan pertama yang menghancurkan gedung Kafetaria kampus putri.
“Saat itu saya sedang naik motor untuk belanja ke I-Ten Markaz, tapi tiba-tiba begitu lewat kafetaria, saya melihat ledakan dahsyat. Penjaga keamanan terpental, dan orang-orang yang di dalam kafe bergelimpangan, ” ungkap Najib kepada hidayatullah.com.
Para korban langsung dibawa menggunakan taksi dan mobil yang melintas di lokasi kejadian. Mobil ambulans dan polisi tiba di tempat sekitar 10 menit kemudian.
Pada saat kejadian mayoritas mahasiswa sudah balik ke asrama, hanya beberapa fakultas saja yang menggelar kelas sore. Iwan, mahasiswa Ushuluddin asal Indonesia yang tengah berada di kelas, langsung keluar kelas. Ia sempat shock karena ketika berlari tak sengaja menginjak tubuh korban.
Ledakan kedua terjadi di lokasi Fakultas Syari’ah and Law lantai dua. Bom meledak tepat di samping kantor Kepala Departemen Fakultas Syari’ah and Law, Prof. DR. Ziaul Hak. Ia dan staf telah meninggalkan kantor sejam sebelum kejadian.
Pada jam 12 siang, Muladi salah seorang mahasiswa Fakultas Syari’ah and Law asal Indonesia, berada di kantor tersebut dan bertemu Ziaul Hak untuk merencanakan jadwal sidang thesis.
“Saya tidak tahu apakah berkas dan thesis saya masih utuh atau sudah menjadi abu sekarang,” ujar Muladi, yang rencananya akan munaqasyah (sidang thesis) pada akhir bulan ini.
Ditutup
Akibat peristiwa ini, pihak universitas mengumumkan untuk menutup kampus yang menjadi tujuan mahasiswa Indonesia melanjutkan studi itu.
KBRI Islamabad beberapa jam kemudian mengevakuasi mahasiswa Indonesia ke KBRI. Sementara ini mayoritas mereka ditampung di Guest House KBRI, dan sebagian yang lain memilih berdiam di rumah-rumah home staff dan local staff.
Serangan bom di kampus ini baru ini terjadi dalam sejarah. Selama ini target serangan diarahkan ke markas polisi dan militer.
Ada sekitar 18.000 mahasiswa kuliah di IIU Islamabad, 2000 di antaranya berasal dari luar Pakistan, terutama dari China. Sebagian besar mahasiswa mempelajari manajemen atau ilmu komputer. Mahasiswa asal Indonesia sekitar 50 orang.
Setidaknya dalam satu bulan ini, lebih dari 170 orang tewas dalam aksi serangan bom bunuh diri (AFP Islamabad). Sebelumnya ada instruksi dari Kementerian Dalam Negeri Pakistan untuk meliburkan sekolah dan universitas selama seminggu, karena disinyalir akan ada serangan bom di tempat institusi pendidikan. Namun pihak IIU tidak mengindahkan instruksi itu, dan tetap memilih aktif kuliah.
Sampai saat ini belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri tersebut, sementara pihak keamanan dan investigasi Pakistan masih menyelidiki kejadian tragis tersebut.
Sementara, juru bicara Departemen Dalam Negeri Pakistan Rashid Mazari mengatakan, sekolah dan universitas akan ditutup hingga mereka dapat meningkatkan fasilitas keamanan.
Para siswa mengaku tidak mempercayai kelompok Taliban berada di balik serangan ganda itu. Mereka menuding ada pihak lain yang sengaja “mendompleng” dan menjelekkan wajah Islam dan melemahkan Pakistan.
“Sangat jelas terlihat ada elemen anti-Islam terlibat dalam serangan ini,” kata seorang mahasiswa ekonomi, Abul Hassan. [Mughni-Islamabad/was/hidayatullah.com]