Hidayatullah.com—Turki akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Eropa dalam 10 tahun mendatang dan menjadi negara dengan perekonomian terbaik pada 2050. Demikia dikatakan Presiden Abdullah Gul, dalam wawancara khususnya dengan harian Swedia Dagens Nyheter yang dipublikasikan pada Sabtu (9/3/2013), lapor Huriyet Daily.
Gul menenkankan, negara Turki merupakan negara yang kondisinya sama seperti Swedia, tetapi berbeda lokasi. Namun, indikator perekonomian seperti pertumbuhan dan pengangguran serta defisit fiskal keadaannya lebih baik di Turki daripada negara-negara Uni Eropa.
Gul akan melakukan lawatan ke Swedia atas undangan Raja Carl XVI Gustaf pada 11 Meret besok. Lawatan itu merupakan kunjungan pertama yang pernah dilakukan pemimpin ke Turki Swedia. Kedua kepala negara itu akan menghadiri pembukaan Stockholm University Institute for Turkish Studies.
Selama kunjungannya, Gul akan berbicara di depan parlemen Swedia, dan pertama kali dalam sejarah Turki, pimpinan Gereja Othodoks Suriah Metropolitan Filiksinos Yusuf Cetin akan mendampingi presiden dalam rombongan sebagai perwakilan dari warga minoritas Turki.
Gul mengatakan, saat dulu berkarir di kementerian luar negeri dirinya sempat menjalin persahabatan dengan Anna Lindh, perdana menteri Swedia yang tewas dibunuh tahun 2003. Gul juga menegaskan bahwa lebih dari 100 ribu orang Turki di Swedia ingin kerjasama kedua negara semakin erat.
Menjawab pertanyaan apakah Gul akan berjabat tangan dengan pemimpin kanan-jauh Swedia dari Partai Demokratik, Jimmy Akesson, sebelum berpidato di Parlemen, presiden Turki itu mengatakan bahwa setiap orang punya hak untuk menyatakan pendapatnya dengan cara yang beradab. “Saya orang beradab. Saya berjabat tangan dengan wanita dan pria bahkan jika saya memiliki pandangan yang berseberangan dengan mereka,” kata Gul.
Tidak kurang dari seratus pengusaha akan turut serta dalam lawatan Gul ke Swedia ini.*