Hidayatullah.com–Sebagaimana dilansir media-media internasional, aksi demonstrasi yang menuntut Presiden Hosni Mubarak mundur seusai shalat Jumat (28/1) di Mesir semakin panas. Polisi Mesir terus menembakkan peluru-peluru karet ke arah demonstran.
Reuters melaporkan, polisi menembakkan peluru-peluru karet ke arah ribuan demonstran yang menyemut di sekitar Masjid Al-Azhar di Kairo usai shalat Jumat. Para demonstran melemparkan batu-batu ke arah polisi seraya meneriakkan seruan agar Hosni Mubarak turun dari jabatannya.
Sejak demonstrasi besar melanda negeri pada hari Rabu lalu, polisi Mesir berusaha membubarkan aksi protes warganya dengan tembakan peluru karet dan gas air mata.
Human Rights Watch khawatir pemerintah Mesir akan menggunakan peluru tajam saat menghadapi para demonstran.
“Kami sangat takut polisi akan semakin keras melawan pemrotes di Mesir, karena pasukan polisi di sana lebih bengis dan lebih banyak daripada (polisi) di Tunisia,” ujar pimpinan HRW Kenneth Roth kepada Reuters.
HRW memperkirakan sedikitnya 1.000 orang telah ditangkap selama aksi protes berlangsung beberapa hari ini.
Aljazeera melaporkan warga Mesir langsung membanjiri jalanan kota Alexandria, Suez dan juga Mansura seusai shalat Jumat untuk melanjutkan aksi demonstrasi.
Mesir telah memblokir akses internet, telepon selular dan SMS sejak Kamis malam guna meredam demonstrasi. Pemerintah melihat para demonstran di seluruh negeri menggunakan internet dan media sosial untuk menggalang kekuatan.
Muhammad ElBaradei, mantan pemimpin pemeriksa nuklir internasional IAEA yang juga dikenal sebagai tokoh oposisi, sempat dkabarkan ditahan pemerintah. Namun kemudian diketahui bahwa dia dibatasi gerak-geriknya oleh polisi agar tidak bisa keluar dari sebuah kawasan di Kairo.*