Hidayatullah.com–Pemimpin Libya Kolonel Muammar Qadhafi mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang presiden sehingga tidak bisa mundur dari jabatannya, dan bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat.
“Muammar Qadhafi bukan seorang presiden yang [akan] mengundurkan diri, dia bahkan tidak punya parlemen untuk dibubarkan.”
Hal itu disampaikan Qadhafi dalam pidatonya yang merupakan kemunculannya ketiga selama pemberontakan rakyat mengguncang negerinya, lewat stasiun televisi pemerintah, Rabu (2/3).
Katanya, dunia tidak memahami sistem di Libya.
“Pihak asing ingin Qadhafi turun, turun dari apa? Qadhafi hanyalah sebuah simbol rakyat Libya … Begitu yang dipahami rakyat Libya.”
“Serangan terhadap saya dipandang rakyat sebagai simbol dan kehormatan mereka,” tegasnya.
“Kami letakkan jemari kami di mata-mata orang yang ragu bahwa Libya diperintah bukan oleh rakyatnya,” kata Qadhafi, merujuk pada “demokrasi langsung” yang dituangkannya dalam manifesto politik di Buku Hijau pada tahun 1977.
“Saya selalu berkata bahwa rakyat Libya bebas [mengatur urusannya sendiri].”
Kepada para pendukung yang mengelilinginya sambil berteriak “Anda tetap besar!”, dalam perayaan politik nasional di Tripoli, Qadhafi menyalahkan Al-Qaida dan pihak asing atas kekacauan yang sedang terjadi.
“Ada konspirasi untuk menguasai minyak Libya dan tanah Libya, untuk menjajah Libya sekali lagi,” katanya.
Qadhafi mengatakan pihaknya bersedia untuk mendiskusikan perubahan konstitusional dan hukum tanpa senjata atau kekacauan, dan siap berdialog dengan Al-Qaida jika mereka memiliki tuntutan.
Qadhafi juga mengatakan korban nyawa selama ketegangan yang disebabkan oleh teroris itu tidak lebih dari 150 orang dan apa yang dikabarkan media tidak benar. Menurutnya, di Libya juga tidak ada tahanan politik.
Qadhafi menegaskan bahwa korban nyawa dalam aksi demonstrasi ada di mana-mana, termasuk dalam aksi demonstrasi damai.
“Saya tantang Anda untuk menemukan bahwa para pemrotes damai juga dibunuhi. Di Amerika, Prancis dan di mana saja, jika orang-orang menyerang gudang penyimpanan senjata dan berusaha mencuri senjata, maka mereka akan ditembak,” tegasnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pemimpin berusia 68 tahun itu mengingatkan rakyatnya akan bahaya kehadiran tentara asing.
“Kita akan memasuki peperangan berdarah, ribuan dan ribuan lagi rakyat Libya akan mati jika Amerika Serikat dan NATO masuk [ke sini],” tegasnya.
“Kita akan berperang hingga pria terakhir dan wanita terakhir untuk mempertahankan Libya dari timur hingga barat dan utara hingga selatan,” kata Qadhafi mengobarkan semangat juang pengikutnya, yang kemudian dibalas teriakan semangat para pendukungnya.*