Hidayatullah.com–Menteri Pertahanan AS Robert Gates menolak menjadikan pemimpin Libya Muammar Qadhafi sebagai target atas lanjutan serangan udara kelompok Barat di Tripoli.
Gates menolak pernyataan rekannya dari Inggris Liam Fox pada hari Ahad sebelumnya yang menyarankan untuk membunuh Qadhafi dalam serangan tersebut, ia mengatakan hal itu merupakan tujuan yang tidak “bijaksana” dan berlawanan dengan ketentuan keempat resolusi Dewan Keamanan PBB, seperti yang dilaporkan AFP.
“Saya rasa lebih penting menjalankan mandat dari resolusi Dewan Keamanan PBB,” ujar nya.
Kepala Pentagon, yang berbicara di atas pesawat militer AS dalam perjalanan dengan Rusia, juga memperingatkan kemungkinan bahaya di medan perang jika angkatan perang asing memulai ekspansi untuk mencapai tujuan mereka.
“Jika kita mulai menambahkan tujuan lain, saya rasa kita akan menciptakan suatu masalah,” ujar Gates, ia menambahkan “Saya rasa juga tidaklah bijak untuk menspesifikkan tujuan yang mungkin atau tidak mungkin dicapai.”
Dalam pernyataan yang lainnya, ia mengatakan jika Amerika Serikat tidak akan memainkan “peran utama” dalam serangan militer ke Libya, AS akan menjalankannya bersama-sama dengan Negara lainnya.
Dia membuat pernyataan jika pesawat tempur, kapal dan kapal selam milik AS, Inggris dan Prancis melanjutkan serangan pada pasukan pro-Qadhafi dengan rudal dari kapal Tomahawk di bagian timur kota Benghazi dan Tripoli sebagai bagian dari usaha untuk menguatakan zona larangan terbang di Negara-negara Afrika Utara.
Amerika Serikat dan Inggris mengatakan serangan udara “sukses” dilancarkan dan zona larangan terbang sekarang “dijalankan”.
Pada Ahad malam, pasukan Barat telah menghancurkan gedung pemerintahan di kediaman Qadhafi sekitar 50 meter (165 kaki) dari tendanya di Tripoli.
Sementara itu, juru bicara pasukan anti pemerintah mengatakan di Libya lebih dari 8000 rakyat Libya dan pasukan oposisi terbunuh sejak dimulainya revolusi pada tanggal 15 Februari.
“Jumlah korban tewas dari pihak kami lebih dari 8.000,” ujar Abdel Hafiz Ghoga.*