Hidayatullah.com–Meski bersedih putranya dibunuh saat melakukan kerja kemanusian, hal itu justru membuat ibu aktivis Italia Vittorio Arrigoni semangat untuk mengunjungi Jalur Gaza bersama rombongan Freedom Flotilla 2 bulan Mei mendatang.
Agidea Prata akhir pekan lalu (18/4) mengatakan kepada media Italia, “Saya ingin melihat Gaza yang dicintai dan dibela putra saya.”
“Saya ingin bertemu dengan orang-orang baik yang tinggal di sana, yang selalu diceritakan oleh putra saya Vik,” lanjutnya, seraya menambahkan bahwa kerja kemanusian Vittorio akan dilanjutkan teman-temannya.
Menurut Prata, anaknya menerima ancaman mati dari kelompok sayap kanan Amerika Serikat di website mereka dua tahun lalu, karena putranya itu mempublikasikan secara online tato pro-Palestina yang ada di lengannya.
Vittorio Arrigoni pertama kali datang ke Gaza bersama rombongan Free Gaza Movement tahun 2008 dan sejak itu tinggal di sebuah rumah berkamar satu dekat pantai di ibukota Gaza, hingga akhirnya diculik dan dibunuh oleh sekelompok orang.
Untuk menghormati jasa kemanusian Arrigoni, Freedom Flotilla 2 akan dinamai “Freedom Flotila – Stay Human”.
Stay Human diambil dari buku “Gaza Stay Human”, yang ditulis Arrigoni berdasarkan apa yang ia alami dan saksikan sendiri selama serangan Israel Operation Cast Lead akhir 2008 hingga awal 2009, yang menewaskan tidak kurang dari 1.400 warga sipil Palestina.*
Keterangan Foto: (1) Tato di lengan Vittorio Arrigoni “Al-Muqawwamah” yang berarti perlawanan. (2) Arrigoni bersama dengan Perdana Menteri Ismail Haniyah.[ajz]